Sayang, ia bersalah kala dianggap wasit mendorong Lacazette dari belakang di kotak penalti sendiri sehingga Arsenal bisa menggandakan kedudukan, yang terbukti menjadi gol penentu kemenangan lawan.
3. Fleksibilitas Taktik Ole Gunar Solskjaer
Arsenal mendominasi Manchester United pada fase awal pertandingan. Kebobolan gol pertama juga tak membuat pasukan Setan Merah keluar dari tekanan, walau mereka dua kali mengenai tiang.
OGS pun membuktikan bahwa dia berani bertindak cepat jika dibutuhkan. Belum sampai setengah jam pertandingan, ia memberi instruksi untuk meninggalkan formasi 4-4-2 dengan Paul Pogba di sayap kiri dan bermain 4-3-3.
Formasi tersebut adalah favoritnya sejak melatih Man United.
Sebenarnya, pergeseran tersebut berhasil karena sejak OGS mengganti formasi, Arsenal tak dapat mencatatkan tembakan ke gawang hingga Aubameyang menjebol gawang De Gea dari titik putih.
4. Pertempuran Penguasaan Si Kulit Bundar
Terakhir kali Man United menang di Stadion Emirates pada laga liga, Setan Merah bermain counter attack klasik di bawah Jose Mourinho dengan hanya mencatatkan 30 persen penguasaan bola.
Namun, Man United kini menorehkan jauh lebih banyak possession (hingga 53,8 persen) tetapi pulang dengan kekalahan.
Kredit patut dilayangkan kepada pelatih Arsenal, Unai Emery, yang dapat menetralkan strategi Manchester United.
Man United juga mencatatkan penguasaan bola lebih sedikit (44 persen) dari lawan mereka saat bertandang ke markas Tottenham Hotspur pada medio Januari.
Akan tetapi, faktor utama kemenangan Setan Merah di Stadion Wembley ketika itu adalah penampilan luar biasa David De Gea yang melakukan kesalahan fatal pada laga ini.
5. Penampilan Super Bernd Leno
Bernd Leno keluar sebagai salah satu pemain terbaik di laga ini. Ia melakukan beberapa penyelamatan kunci pada kedua babak yang meredam ketajaman para pemain Manchester United.