News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga 1

Analisis Kekalahan Telak Persib Bandung: Hal Ini Jadi Kelemahan Nyata Maung Hingga Bobol 4 Kali

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Persebaya Surabaya Amildo Balde merayakan golnya ke gawang Persib Bandung dalam lanjutan pertandingan Liga 1 di Stadion Jumat (5/7/2019). Persebaya Surabaya membantai Persib Bandung empat gol tanpa balas lewat hattrick Amildo Balde dan satu gol dari Irfan Jaya. SURYA/HABIBUR ROHMAN

Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pada pertandingan menghadapi Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Jumat (5/7/2019), terlihat celah di lini pertahanan Persib Bandung.

Duet stopper Persib Bandung, Saepuloh Maulana dan Bojan Malisic sukses dimanfaatkan oleh Persebaya Surabaya.

Celah di antara keduanya berhasil dimanfaatkan oleh Amido Balde untuk menciptakan hattrick.

Pada laga yang berkesudahan 4-0 untuk kemenangan Persebaya itu, tiga gol Amido Balde melewati proses yang hampir serupa.

Bola dari lini tengah dan belakang Persebaya ditempatkan di antara Bojan dan Saepuloh. Amido Balde bisa menguasai bola dan menciptakan tiga gol.

Hal ini diakui oleh pelatih Persib, Robert Alberts.

"Memang kami terlalu mudah kebobolan. Itu bukan bagian dari rencana yang disiapkan. Kami seharusnya lebih bermain bertahan dan lebih rapat di area pertahanan," ujar Robert Alberts dalam sesi konferensi pers setelah pertandingan.

Dia pun berencana untuk mengevaluasi hal itu karena benar-benar menjadi titik lemah Persib Bandung pada laga tadi.

"Kami harus berdiskusi lagi dengan tim karena itu benar-benar menjadi kelemahan kami tidak begitu cepat untuk meredam umpan terobosan Persebaya," ucapnya.

Serangan dan Pertahanan Amburadul

Pertandingan pekan ketujuh Liga 1 kemarin berjalan menarik sejak menit pertama. Meski Persebaya bermain tanpa beberapa pemain utama, tim berjuluk Bajul Ijo ini tetap berani bermain terbuka.

Absennya pemain utama Persebaya, seperti Osvaldo Haay dan Damian Lizio, nyatanya tak memengaruhi ketajaman lini depan Persebaya.

Amido Balde, yang dipercaya pelatih Djadjang Nurdjaman, mampu menjalankan perannya dengan baik lini depan.

Kecepatan, visi bermain, dan finishing-nya sukses mengoyak gawang Maung Bandung yang dikawal Muhammad Fadil Natshir Mahbubi sebanyak tiga kali.

Menggunakan formasi dasar 4-3-3, Djadjang Nurdjaman memberikan keleluasaan pada pemain tengahnya untuk menyuplai umpan kepada Amido di lini depan. Strategi ini pun berjalan baik.

M Hidayat, Fandi Eko Utomo, dan Misbaku Solikin menjadi pengatur serangan di lini tengah. Gol pembuka Persebaya pun lahir dari umpan terukur yang dilepaskan Hidayat kepada Balde.

Persib, yang mengandalkan Hariono dan Kim Jeffrey Kurniawan sebagai dobel pivot di lini tengah, selalu gagal memutus serangan anak asuh Djadjang.

Pun demikian dengan Bojan Malisic dan Saepuloh Maulana yang mengisi posisi bek tengah.

Amido Balde, sosok menakutkan bagi pertahanan Persib Bandung di laga tadi malam. (SURYA/HABIBUR ROHMAN)

"Itu bukan bagian dari rencana yang disiapkan. Kami seharusnya bermain lebih bertahan dan lebih rapat di area pertahanan. Lalu kami harus berdiskusi lagi dengan tim karena itu benar-benar menjadi kelemahan kami, tidak begitu cepat untuk meredam umpan terobosan Persebaya," ujar pelatih Persib, Robert Rene Alberts.

Buruknya pertahanan Maung Bandung juga dibarengi dengan mandulnya lini penyerangan. Aliran bola dari Rene Mihelic selalu bisa dimentahkan pemain Persebaya yang menerapkan pertahanan ketat.

Keempat bek Persebaya bermain sejajar. Mereka tidak mudah terpancing pergerakan Ezechiel NDouassel yang sering mencoba menarik bek lawan.

Selain itu, Hidayat bermain baik sebagai gelandang bertahan dengan menutup pergerakan dari Mihelic yang tidak mendapat dukungan maksimal dari Kim dan Hariono.

Persib pun kesulitan untuk membangun serangan ke wilayah pertahanan Persebaya yang menerapkan pressing ketat dengan sistem pertahanan zonal marking.

Para pemain Perebaya lebih sering menunggu di area pertahanan sendiri.

Sistem zonal marking yang dilakukan Persebaya ini berhasil memperlambat gerakan para pemain depan Persib Bandung.

Hasilnya, Ezechiel harus beberapa kali mundur ke belakang untuk menjemput bola. Inilah yang membuat serangan Persib kerap terhambat dan sulit menyelesaikan serangan.

Kebuntuan itu terasa hampir di sepanjang pertandingan.

Persib Bandung pun sangat minim melakukan tembakan terarah. Dari 19 kali tendangan, hanya tiga yang mengarah ke gawang.

Persebaya, yang sering bermain menunggu, justru lebih efektif ketika melakukan serangan melalui umpan langsung yang diarahkan kepada Balde, Dzalilov, atau Ifran Jaya yang berada di sayap.

Bahkan, keempat gol Bajul Ijo itu terjadi melalui umpan langsung dari lini tengah.

"Mereka mendengar dan mengikuti instruksi saya. Kami tidak melakukan possession atau build up sampai di zona pertahanan lawan sehingga cukup efektif memainkan dari lini tengah dari lini belakang, kemudian kasih through pass untuk Amido sama Irfan itu yang berhasil.

Dan ruang yang dibuka itu tadi, kami sudah coba dari sayap tapi tidak ada yang berhasil hari ini, tapi di ruang ruang itu antara wing back dan stopper mereka," ujar Djadjang. (nazmi abdurrahman)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini