News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga 1

Fakta Ini Bikin Luka Persib Bandung Kian Perih Usai Dicukur Persebaya 0-4

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerang Persebaya Surabaya Amido Balde melakukan selebrasi usai menjebol gawang Persib Bandung.

Tribunjabar.id, Nazmi Abdurahman

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim Persib Bandung gagal memenuhi ambisinya meraih poin penuh saat bertamu ke kandang Persebaya Surabaya.

Laga yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (5/7) malam berakhir dengan skor 4-0.

Gol-gol Persebaya dicetak oleh Amido Balde, pada menit ke-34, 44, dan 58, serta satu gol Irfan Jaya menit ke-81.

Bagi Persib Bandung, ini kekalahan kedua setelah dipermalukan Bhayangkara FC di kandang.

Baca: Reaksi Bobotoh di GBT Seusai Persib Bandung Kalah Telak 0-4 dari Persebaya Surabaya

Baca: Kata Gelandang Persib Seusai Kalah Telak dari Persebaya dan Diteriaki Butut oleh Bobotoh

Fakta lain yang membuat luka Maung Bandung kian perih adalah posisi Persib Bandung yang harus rela turun ke papan bawah di posisi 13 klasemen Liga 1 sementara dengan poin enam.

Sebaliknya, Persebaya berada di posisi lima dengan koleksi 11 poin, setelah menang tiga kali berturut-turut.

Pertandingan pekan ketujuh Liga 1 kemarin berjalan menarik sejak menit pertama. Meski Persebaya bermain tanpa beberapa pemain utama, tim berjuluk Bajul Ijo ini tetap berani bermain terbuka.

Absennya pemain utama Persebaya, seperti Osvaldo Haay dan Damian Lizio, nyatanya tak memengaruhi ketajaman lini depan Persebaya.

Balde, yang dipercaya pelatih Djadjang Nurdjaman, mampu menjalankan perannya dengan baik lini depan.

Kecepatan, visi bermain, dan finishing-nya sukses mengoyak gawang Maung Bandung yang dikawal Muhammad Fadil Natshir Mahbubi sebanyak tiga kali.

Menggunakan formasi dasar 4-3-3, Djadjang Nurdjaman memberikan keleluasaan pada pemain tengahnya untuk menyuplai umpan kepada Amido di lini depan. Strategi ini pun berjalan baik.

M Hidayat, Fandi Eko Utomo, dan Misbaku Solikin menjadi pengatur serangan di lini tengah. Gol pembuka Persebaya pun lahir dari umpan terukur yang dilepaskan Hidayat kepada Balde.

Persib, yang mengandalkan Hariono dan Kim Jeffrey Kurniawan sebagai dobel pivot di lini tengah, selalu gagal memutus serangan anak asuh Djadjang.

Pun demikian dengan Bojan Malisic dan Saepuloh Maulana yang mengisi posisi bek tengah.

Amido Balde, sosok menakutkan bagi pertahanan Persib Bandung di laga tadi malam. (SURYA/HABIBUR ROHMAN)

"Itu bukan bagian dari rencana yang disiapkan. Kami seharusnya bermain lebih bertahan dan lebih rapat di area pertahanan. Lalu kami harus berdiskusi lagi dengan tim karena itu benar-benar menjadi kelemahan kami, tidak begitu cepat untuk meredam umpan terobosan Persebaya," ujar pelatih Persib, Robert Rene Alberts.

Buruknya pertahanan Maung Bandung juga dibarengi dengan mandulnya lini penyerangan. Aliran bola dari Rene Mihelic selalu bisa dimentahkan pemain Persebaya yang menerapkan pertahanan ketat.

Keempat bek Persebaya bermain sejajar. Mereka tidak mudah terpancing pergerakan Ezechiel NDouassel yang sering mencoba menarik bek lawan.

Selain itu, Hidayat bermain baik sebagai gelandang bertahan dengan menutup pergerakan dari Mihelic yang tidak mendapat dukungan maksimal dari Kim dan Hariono.

Persib pun kesulitan untuk membangun serangan ke wilayah pertahanan Persebaya yang menerapkan pressing ketat dengan sistem pertahanan zonal marking.

Para pemain Perebaya lebih sering menunggu di area pertahanan sendiri.

Sistem zonal marking yang dilakukan Persebaya ini berhasil memperlambat gerakan para pemain depan Persib Bandung.

Hasilnya, Ezechiel harus beberapa kali mundur ke belakang untuk menjemput bola. Inilah yang membuat serangan Persib kerap terhambat dan sulit menyelesaikan serangan.

Kebuntuan itu terasa hampir di sepanjang pertandingan.

Persib Bandung pun sangat minim melakukan tembakan terarah. Dari 19 kali tendangan, hanya tiga yang mengarah ke gawang.

Persebaya, yang sering bermain menunggu, justru lebih efektif ketika melakukan serangan melalui umpan langsung yang diarahkan kepada Balde, Dzalilov, atau Ifran Jaya yang berada di sayap.

Bahkan, keempat gol Bajul Ijo itu terjadi melalui umpan langsung dari lini tengah.

"Mereka mendengar dan mengikuti instruksi saya. Kami tidak melakukan possession atau build up sampai di zona pertahanan lawan sehingga cukup efektif memainkan dari lini tengah dari lini belakang, kemudian kasih through pass untuk Amido sama Irfan itu yang berhasil.

Dan ruang yang dibuka itu tadi, kami sudah coba dari sayap tapi tidak ada yang berhasil hari ini, tapi di ruang ruang itu antara wing back dan stopper mereka," ujar Djadjang. (nazmi abdurrahman)


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini