TRIBUNNEWS.COM, MUENCHEN - Eks pemain Barcelona yang kini membela Bayern Muenchen, Thiago Alcantara, punya alasan tidak menyetujui teknologi Video Assistant Referee (VAR).
VAR alias kependekan dari Video Assistant Referee, mulai populer di dunia sepak bola sejak perhelatan Piala Dunia 2018.
Penggunaan VAR kemudian merembet ke kompetisi top Eropa seperti Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, hingga Liga Champions
Alasan di balik penggunaan teknologi VAR tak lain demi membantu wasit dalam mengambil keputusan terhadap suatu insiden.
Namun, Thiago Alcantara punya pandangan lain soal alat bantu wasit ini.
Hal itu ia nyatakan selepas laga International Champions Cup antara Arsenal dan Bayern Muenchen, Rabu (17/7/2019), di Dignity Health Tennis Center, California, Amerika Serikat.
"Saya sungguh menentang VAR. Saya adalah pesepak bola yang romantis dan menyukai kejailan dalam laga. Tanpa itu, kami mungkin tak akan memiliki suatu momen yang amat bersejarah dalam sepak bola," tutur mantan gelandang FC Barcelona ini menyambung.
Pemuda 28 tahun ini juga menilai, teknologi memang memberi segi penghakiman yang lebih baik.
Akan tetapi, lanjut Thiago, hal tersebut menyingkirkan esensi pertandingan.
Thiago pun lantas memberi contoh bahwa VAR memberi sensasi aneh saat salah seorang pemain hendak merayakan golnya.
"Ketika berselebrasi, Anda akan melakukannya dengan sedikit keraguan," ucap Thiago.
"Sebab, Anda mesti menoleh ke arah wasit untuk mengetahui apakah itu gol atau perlu ditinjau lagi."
"Saya meyakini bahwa VAR membikin sepak bola kehilangan emosi," tutur peraih 6 gelar juara Liga Jerman beruntun bareng Bayern Muenchen ini.
Sergio Aguero DAN Lionel Messi DUKUNG Video Assistant Referee (VAR)
Penyerang Timnas Argentina, Sergio Aguero, mengaku sempat dipukul bek Brasil, Dani Alves, saat laga kedua tim, Selasa (2/7/2019) atau Rabu pagi WIB.
Brasil dan Argentina bertemu pada babak semifinal Copa America 2019.
Duel berakhir dengan skor 2-0 untuk Brasil selaku tuan rumah.
Dua gol Brasil dicetak Gabriel Jesus (19') dan Roberto Firmino (71').
Gol kedua terjadi berawal dari serangan balik. Brasil memanfaatkan momen setelah Argentina gagal melakukan serangan.
Menurut Sergio Aguero, dirinya sempat dipukul dari belakang oleh Alves. Karena itu, ia menilai seharusnya Argentina mendapatkan penalti.
Namun Aguero menyayangkan sikap wasit asal Ekuador, Roddy Zambrano, yang tetap melanjutkan jalannya pertandingan.
Zambrano bahkan tidak sama sekali mengecek hal tersebut lewat video assistant referee (VAR).
"VAR bekerja dengan sangat baik hingga hari ini, luar biasa! Tapi kami tidak memperhatikan hal-hal itu di lapangan, kecuali pukulan yang diberikan Dani Alves dari belakang," kata Aguero dikutip dari Goal.
"Saya tidak tahu mengapa dia tidak memeriksanya. Pada saat itu, dia (Zambrano) mungkin tidak melihatnya, dan mereka mengatakan kepada kami bahwa VAR akan menjadi seperti wasit kelima," sindirnya.
Kekalahan dari Brasil membuat Argentina kembali gagal meraih trofi. Argentina terakhir kali meraih juara Copa Amerika 1993.
Tak cuma itu, kekalahan dari Brasil juga membuat Lionel Messi tercatat sudah gagal membawa timnasnya menjadi juara dalam sembilan turnamen besar.
Walau demikian, Aguero masih yakin dengan masa depan timnas negaranya.
"Kami pergi dengan perasaan yang baik. Ada rekan satu tim yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk bermain di kompetisi seperti ini, dan mereka melakukannya dengan sangat baik," ucap Aguero.
"Mereka adalah masa depan tim nasional. Yakinlah bahwa ini akan berubah, dan kami perlu memberi mereka kepercayaan diri," lanjutnya.
Sementara itu, bagi Brasil, keberhasilan ke final membawa negara tersebut berpeluang menjadi juara.
Brasil akan menantang pemenang antara Cile vs Peru yang baru akan bertanding, Rabu (3/7/2019) atau Kamis pagi WIB.
Penyerang timnas Argentina, Lionel Messi, menyindir Brasil seusai laga semifinal Copa America 2019 yang mempertemukan kedua negara.
Semifinal Copa America 2019 Brasil vs Argentina berlangsung di Stadion Mineirao, Belo Horizonte, Selasa (2/7/2019) atau Rabu pagi WIB.
Laga Brasil vs Argentina berakhir dengan skor 2-0 untuk tuan rumah.
Pada laga Brasil vs Argentina, para pemain tim tamu sempat memprotes wasit yang tak menghukum Brasil saat Sergio Aguero dijatuhkan di kotak penalti.
Ketika itu, Brasil hanya unggul dengan skor 1-0.
Menurut Lionel Messi, wasit asal Ekuador, Roddy Zambrano, seharusnya mengecek kejadian tersebut ke asisten wasit video (VAR).
"Mereka tidak pergi ke VAR, luar biasa," ujar Lionel Messi.
Pada laga Brasil vs Argetina, Messi menilai ada dua penalti yang seharusnya diberikan kepada timnya.
Lionel Messi kemudian menyinggung konfederasi sepak bola Amerika Selatan (Conmebol).
"Saya berharap Conmebol melakukan sesuatu meskipun saya tidak yakin itu akan dilakukan karena Brasil yang mengatur segalanya, itu sangat rumit," kata Lionel Messi.
Kekalahan atas Brasil memupus peluang Argentina untuk meraih juara.
Tak cuma itu, Argentina juga memperpanjang daftar kekalahan dari Brasil di laga resmi.
Sebelum laga ini, Brasil dan Argentina sudah pernah empat kali bertemu.
Hasilnya, Brasil menang tiga kali dan satu laga lain berakhir seri.
Salah satu kemenangan Brasil atas Argentina terjadi di final Copa America 2007. Ketika itu, Brasil menang dengan skor 3-0.
Untuk Messi, kekalahan dari Brasil juga membuatnya kembali gagal berkesempatan mempersembahkan trofi untuk negaranya.
Bagi Brasil, keberhasilan ini membuka kesempatan untuk meraih juara.
Di final, Brasil akan menunggu pemenang antara Cile vs Peru yang baru akan bertanding pada Rabu (3/7/2019) atau Kamis pagi WIB. Cile merupakan juara Copa America edisi 2015 dan 2016.