Di kubu Bhayangkara FC mereka juga tentu bertekad meraih hasil positif usai menelan kekalahan di laga terkahir menghadapi Persipura Jayapura.
The Guardian harus segera melakukan perubahan, skema serangan balik cepat mereka bisa dihentikan Persipura.
Kunci bagi Persipura saat itu dengan mengunci rapat lini tengah Bhayangkara FC, yang menjadi kunci bagi Bhayangkara FC.
Di laga menghadapi Persipura dan PSM Makassar, mereka mengisolasi transisi Bhayangkara FC.
Dlam dua laga tersebut, umpan yang dilepaskan Bhayangkara cukup minim, hanya 178 melawan PSM Makssar dan 204 menghadapi Persipura Jayapura, bandingkan dengan ketika menghadapi PS Tira dimana mereka melepaskan 350 umpan sukses.
Ini harus menjadi catatan Alfredo Vera, terlebih, lawan mereka Arema FC adalah tim yang doyan melakukan penguasaan bola, untuk memancing lawan keluar dari daerahnya dan melakukan serangan balik.
Namun, Comvalius menilai tim asuhan Alfredo Vera tersebut menjadi salah satu tim yang sangat sulit dikalahkan.
Selain itu, gaya permainan BFC yang gemar menyerang seperti Arema FC, juga akan menyulitkan, meskipun besok Singo Edan akan bermain dihadapan pendukungnya, aremania.
"Bhayangkara merupakan salah satu tim di kompetisi Liga 1 yang memiliki serangan cepat dan membahayakan. Disana juga banyak pemain cepat," kata Sylvano Comvalius pada Suryamalang.com.
Selain itu, mantan top skor Liga 1 2017 ini juga mengatakan jika Flavio Beck Junior merupakan pemain yanh paling berbahaya di BFC.
Gerakan dan juga umpannya dinilai kerap mengecoh tim lawan saat BFC berlaga.
"Disana ada Flavio, menurut saya dia pemain paling berbahaya di BFC, dia punya umpan dan pergerakan yang bagus," ujarnya.
Meski Arema FC lebih diunggulkan karena torehan 'head to head' saat bertemu BFC, Comvalius menilai besok akan menjadi pertandingan yang tidak mudah bagi Arema.
Namun timnya harus meraih kemenangan untuk penawar luka setelah kalah dari Madura.