TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Gelandang muda Arsenal, Matteo Guendouzi menyebut dua rekannya di tim sudah diibaratkan kakak laki-lakinya sejak tiba di London pada 2018.
Matteo Guendouzi bergabung dengan Arsenal setelah dibeli dari Lorient pada Juli 2018.
Demi mendapatkan Matteo Guendouzi, The Gunners harus merogoh kocek hingga 8 juta pound (sekitar Rp 137 miliar).
Gelandang asal Prancis tersebut tercatat menjadi salah satu pemain termuda dalam skuat utama Unai Emery.
Pasalnya Guendouzi baru genap berusia 20 tahun pada April lalu.
Dalam dua pertandingan awal Liga Inggris 2019-2020, Guendouzi tampil sebagai starter dan bermain selama 90 menit untuk Arsenal.
Meski tampil apik bersama The Gunners, gelandang Prancis U-21 itu masih dalam tahap menyesuaikan diri dengan kehidupan di Inggris.
Keberadaan rekan-rekannya yang fasih berbahasa Prancis mempercepat proses adaptasinya di Arsenal.
Adalah Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette yang menjadi dua pemain paling berpengaruh bagi Guendouzi.
Guendouzi mengungkapkan bahwa Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette menjadi dua sosok yang mempermudah hidupnya di awal-awal kedatangannya di London.
"Aubameyang memberi saya sedikit pukulan di bahu kiri saya setiap pagi, hal itu juga dilakukan oleh rekan duetnya, Lacazette," kata Guendouzi.
"Mereka sangat penting dalam hidup saya.
"Kedua pemain itu sudah seperti kedua kakak saya sejak saya tiba di Arsenal. Mereka membuat segalanya mudah bagi saya.
"Baik di dalam lapangan maupun di luar lapangan saya merasa terbantu oleh mereka. Aubameyang dan Lacazette adalah orang-orang super," ucap Guendouzi.
Guendouzi merupakan pemain jebolan akademi Paris Saint-Germain yang memutuskan hengkang ke Lorient pada 2014.
Ia mulai masuk tim utama Lorient pada musim 2016-2017.
Sejak berseragam The Gunners, pemain 20 tahun tersebut telah bermain sebanyak 50 laga di semua ajang kompetitif dengan mengemas 1 gol dan 2 assist.