Isu pemecatan mencuat, Solskjaer dinilai gagal dan tidak mampu membawa United berprestasi.
Unai Emery pun setali tiga uang, datang dengan catatan mentereng bersama klub Paris Saint Germain, pelatih asal Prancis masih membuat para supporter bingung dengan pilihan utama di skuatnya.
Musim lalu, Emery memiliki duo striker tajam Lacazette-Aubameyang, ketajamannya tidak diragukan, namun minimnya support dari lini kedua membuat kedua striker ini masih kesulitan menemukan konsistensi permainan.
Mulai dari Iwobi, Ozil, Maitland-Niles gagal membuat ketajaman Laca-Auba bisa lebih optimal, dan lagi masih ada masalah lain.
Lini belakang Arsenal sangat rapuh, bisa dikatakan pertahanan mereka terlalu mudah ditembus.
Duo Sokratis-Mustafi, adalah bahan olokan bagi supporter lawan, mirip dengan duo Smalling-Jones di United.
Emery sadar kekurangannya musim lalu, untuk itu ia mendatangkan David Luiz dan Kieran Tierny di lini belakang, sekaligus Nicolas Pepe dari Lille untuk mengoptimalkan peran Laca-Auba di depan.
Hasilnya? masih belum memuaskan lini depan The Gunners mengemas 11 gol, dari 6 laga atau rata-rata nyaris 2 gol per pertandingan, sayangnya lini belakang Arsenal masih sangat rentan.
Kemasukan 10 gol adalah catatan Arsenal dalam 6 laga, atau 1,6 gol per pertandingan.
Kecerobohan Sokratis dan David Luiz masih belum bisa diselesaikan oleh Emery, dan jelas menjadi pertanyaan besar, apakah Emery layak melatih Arsenal?
Pertanyaan mengenai kepantasan Solskjaer dan Emery melatih tim besar akan terjawab di laga ini.
Bermain di Old Trafford jelas menguntungkan bagi United, tapi ingat, musim ini mereka kalah dari Palace dengan skor 1-2 di kandang, catatan yang harus dioptimalkan Arsenal.
Sedangkan Arsenal belum pernah menang di laga tandang musim ini, mereka hanya mengemas satu angka dari hasil imbang melawan Watford.
Uniknya, kedua kesebelasan dalam kondisi timpang.