TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim pelatih Persib Bandung langsung menggelar evaluasi terkait hal-hal teknis dan non-teknis pascakalah dari Madura United.
Persib Bandung harus mengulang kembali rekor buruk kala berhadapan dengan Madura United.
Bertamu ke markas Laskar Sape Kerrab, Sabtu (5/10/2019), Maung Bandung harus rela pulang tanpa poin setelah kalah dengan skor tipis 1-2.
Pascakekalahan tersebut, tim pelatih Persib langsung menggelar evaluasi terkait hal teknis dan non-teknis selama pertandingan.
Pelatih fisik Persib Bandung, Yaya Sunarya menyatakan, bahwa kekalahan kemarin tetap memiliki aspek yang bisa dijadikan sebagai sebuah pelajaran.
"Kondisi pascapertandingan yang pasti kami evaluasi secara teknis," ujar Yaya Sunarya.
"Tentunya selalu ada pelajaran yang bisa kami ambil."
Tim pelatih Persib juga mengevaluasi sejumlah masalah berkaitan dengan hal non-teknis.
Salah satunya yang dievaluasi adalah kepemimpinan wasit yang dinilai kurang profesional dan mengakibatkan Supardi Nasir dkk gagal meraih tiga poin di Stadion Gelora Bangkalan.
"Meskipun kami sudah, dalam tanda kutip, berusaha untuk mempersiapkan lebih matang untuk meraih tiga poin disana," ujar Yaya.
"Selalu ada pelajaran yang bisa kami ambil untuk langkah selanjutnya, ketika berhadapan dengan tim atau misalnya kondisi seperti kemarin itu, apa yang harus kami bikin," ucapnya lagi.
Di sisi lain, Yaya Sunarya membantah anggapan jika timnya tampil menurun setelah gol cepat yang dilesakkan Febri Hariyadi.
"Tidak ada (penurunan), justru sebaliknya, karena kami tahu berapa pun kami cetak gol, kami akan sulit untuk bertahan, untuk mempertahankan kondisi itu," ujar Yaya Sunarya.
Yaya juga membeberkan antisipasi yang dilakukan Maung Bandung ketika menghadapi serangan Madura United di babak kedua.
Langkah yang dilakukan adalah bermain menekan ke daerah pertahanan Madura United.
"Kami ingetkan lagi di babak kedua bahwa pertahanan yang terbaik adalah di depan, makanya kami press lagi di depan," ucap Yaya.
"Itu yang kami bikin secara teknis, supaya mengurangi penyerangan mereka ke daerah penyerangan mereka, supaya misalnya kami coba antisipasi, tidak terjadi."
"Pada akhirnya ternyata terjadi (penalti dan tendangan bebas) juga," katanya menambahkan.