TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serahkan sesuatu kepada ahlinya. Bila tidak, maka tunggulah kehancurannya.
Ungkapan bijak itu perlu ditujukan ke para voters (pemilik hak suara) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang pada 2 November nanti menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum dan anggota Komite Eksekutif atau Executive Committee (Exco).
Bila salah pilih pengurus, bukan tidak mungkin PSSI akan lebih hancur lagi.
Benny Erwin adalah salah satu calon ketum, waketum, sekaligus exco yang memang tulen orang bola sejak kecilnya.
Baca: Marciano Norman Dihadapan Peserta KLB PSSI bilang Jangan Kecewakan Harapan Masyarakat
Ketika remaja dan dewasa, selain menjadi pemain bola juga menjadi pengurus bola dan pernah menduduki berbagai posisi.
Saking cintanya pada bola, ia rela menomorduakan sekolah dan kariernya sebagai pengusaha.
"Sepak bola harus diurus orang bola," ungkap Benny Erwin di Jakarta, Senin (14/10/2019).
Kondisi PSSI yang carut-marut belakangan ini, kata BE, panggilan akrabnya, tak terlepas dari salah urus manajemen PSSI.
"Karena yang mengurus PSSI bukan orang bola tulen," cetus pria low profile kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 6 Juli 1963.
BE akan bersaing dengan 7 caketum PSSI lainnya. Apakah dirinya optimistis menjalani perebutan kursi PSSI-1?
"Semua perbuatan itu dimulai dari niat. Niat saya tulus untuk memperbaiki dan memajukan PSSI serta prestasi sepak bola Indonesia. Bismillah. Kalau Allah sudah berkehendak, kun fayakun, maka jadilah. Tak ada yang bisa menolak," tukas anggota Exco Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DKI Jakarta ini.
Yang pasti, BE mengingatkan para voters jangan lagi salah pilih seperti pada Kongres PSSI 2016.
"Bila salah pilih, niscaya kondisi PSSI akan lebih parah lagi," tegas Manajer Tim Sepak Bola PON DKI Jakarta yang berhasil mengantarkan timnya sebagai Juara Piala Kapolda Sumatera Barat, Jumat (11/10/2019).
Berikut pengalaman dan prestasi BE di persepakbolaan Indonesia.
1999-2001: Wakil Bendahara Umum Persija Pusat.