Sempat viral karena ngamuk di laga Kalteng Putra vs Persib hingga lempar botol, mantan suami Ussy Sulitiawaty disentil Komdis PSSI
TRIBUNNEWS.COM - Sempat viral karena ngamuk di laga Kalteng Putra vs Persib hingga lempar botol, mantan suami Ussy Sulitiawaty disentil Komdis PSSI.
Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran menjadi sorotan publik setelah video ngamuk pada laga Kalteng Putra vs Persib Liga 1 2019 viral.
Sebagaimana diketahui, Sugianto Sabran dan Ussy Sulistiawaty menjadi pasangan suami-istri pada tahun 2005-2016.
Menurut laporan Kompas TV, Sugianto kesal karena tak terima wasit layangkan kartu merah pada pemain Kalteng Putra (Patrich Wanggai).
Sugianto Sabran lantas melempat botol dan turun dari tribun VVIP ke lapangan Stadion Tuah Pahoe.
Baca: Salam Perpisahan Manis dari Brian Ferreira untuk Pemain dan Pendukung PSS Sleman
Menurut Sugianto, wasit tak adil dan malah memberi kartu merah.
"Bukan pembela Kalteng Putra atau membela Persib Bandung tidak. Tapi permainan Indonesia tidak maju-maju kalo wasitnya terus begini," jelas Sugianto dikutip dari wawancara Kompas TV.
Bahkan Kapolres Palangkaraya, AKBP Timbul RK Siregar pun nampak berusaha menegur mantan suami Ussy ini hingga akhirnya permainan dilanjutkan.
Atas tindakannya, Sugianto telah meminta maaf pada Senin (3/11/2019).
Gubernur Sugianto Sabran mengaku bahwa tindakannya itu dilakukan secara spontan.
Ia mengaku terpancing emosi melihat kepimpinan wasit di lapangan.
Menurutnya, wasit yang memimpin Kalteng Putra vs Persib Bandung terkesan tidak adil.
Wasit, kata dia, seolah begitu mudah memberikan kartu kepada para pemain Kalteng Putra ketika terjadi pelanggaran.
Baca: Persib Kehilangan Lima Pemain Pilar kala Menjamu Arema FC
"Saya lakukan karena kezaliman dilakukan wasit terhadap Kalteng Putra, sudah berkali-kali selama saya nonton pertandingan ada empat kali kalau ga salah," katanya.
Atas tindakannya itu, Sugianto Sabran meminta maaf terutama kepada masyarakat Kalimantan Tengah.
"Saya selaku gubernur Kalimantan Tengah memnita maaf terhadap persepak bolaan Indonesia, khususnya masyarakat Kalimantan Tengah yang merasa tak nyaman," ujanya.
Meski begitu, Sugianto Sabran menilai jika insiden pelemparan botol ke lapangan itu terkesan terlalu dibesar-besarkan.
"Tapi yang lempar botol ini cuma dibesar-besarkan media, sebetulnya yang melempar cuma 4, 6 orang," tuturnya.
Di sisi lain, aksinya yang juga kedapatan turun ke lapangan itu dinilai sebagai suatu pencegahan terjadinya amuk suporter.
"Dengan saya berindak masyarakat jadi gak turun, karena saya melihat nanti saya kirim videonya bahwa karena saya begitu massa ga jadi turun," katanya.
"Kalalu saya ga turun massa yang turun," katanya menambahkan.
Gubernur Sugianto Sabran pun mengaku menyesal atas tindakannya itu.
"Menyesal pasti ada tapi setelah saya pikir lebih baik saya lakukan daripada siapa lagi yang melakukannya," katanya.
Meski sudah mengucapkan maaf, Komisi Disiplin PSSI tetap tegas memberi peringatan pada Sugianto Sabran.
Gubernur Kalimantan Tengah kena sanksi Komdis PSSI sesuai dengan hasil sidang yang dirilis pada Kamis (7/10/2019) di situs resmi pssi.org.
Pada rilis tersebut, Komdis PSSI memberikan teguran keras terhadap Sugianto Sabran atas tindakan pelemparan botol ke dalam lapangan.
Pada kasus ini, Sugianto Sabran dinilai melanggar pasal 55 junto pasal 8, junto pasal 12 Kode Disiplin PSSI dengan sanksi teguran keras.
Apabila terjadi pengulangan terhadap pelanggaran maka hukumannya akan lebih berat.
Selain sanksi individu, Komdis PSSI juga menjatuhkan hukuman kepada klub Kalteng Putra dan Panpel berupa denda Rp 50 juta dan Rp 20 juta.
Pemain Kalteng Putra, Patrich Steve Wanggai juga dihukum larangan bermain sebanyak dua pertandingan dan denda Rp 10 juta.
Wanggai didapati sengaja menendang pemain lawan pada laga melawan Persib Bandung. (*)
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)