TRIBUNNEWS.COM, BARCELONA - Direktur akademi Barcelona, La Masia, Patrick Kluivert menilai Matthijs de Ligt telah salah langkah dengan memilih Juventus sebagai klub barunya.
Matthijs de Ligt menjadi salah satu komoditas transfer terpanas pada bursa transfer musim panas lalu.
Penampilan hebat Matthijs de Ligt bersama Ajax Amsterdam selama musim 2018-2019 menjadi penyebabnya.
Kala itu Matthijs de Ligt sudah mengemban tugas sebagai kapten Ajax Amsterdam di usianya yang baru menginjak 19 tahun.
Ajax pun mampu dibawanya menjuarai Liga Belanda dan meraih trofi Piala Liga Belanda di musim yang sama.
De Ligt juga turut membawa Ajax menjadi tim kuda hitam di Liga Champions musim lalu dengan mencapai babak semifinal.
Banyak klub top Eropa tertarik untuk meminangnya pada bursa transfer musim panas 2019.
Paris Saint-Germain, Barcelona, Manchester United, Liverpool, Juventus, dan Manchester City adalah klub-klub yang mengantre tanda tangan De Ligt.
Barcelona menjadi klub yang paling getol dalam memburu tanda tangan pemain asal Belanda tersebut.
Namun, pada akhirnya Barcelona dibuat gigit jari oleh De Ligt.
Eks bek tengah Ajax itu justru memilih bergabung dengan Juventus.
Juventus memenangkan perburuan De Ligt setelah berani menebus mahar senilai 75 juta euro (sekitar Rp 1,16 triliun).
Awal musim 2019-2020 di Liga Italia, bek yang kini berusia 20 tahun itu sempat diparkir oleh Maurizio Sarri.
Dalam beberapa laga krusial Juventus di Liga Italia, De Ligt bahkan tampil kurang maksimal dan kerap melakukan blunder.