Saat itu, Indonesia mampu meraih emas setelah menang melawan Thailand di final setelah melalui babak adu pinalti.
Timnas Indonesia yang saat itu masih diwakili oleh para pemain senior bukan seperti sekarang yang mengirimkan tim U-23, bermain bagus sejak babak fase grup.
Berada di grup B bersama tuan rumah Filipina, Malaysia dan Vietnam, tim Garuda mampu mengakhiri fase grup dengan menjadi pemuncak dengan tidak terkalahkan dari tiga pertandingan yang dijalani.
Mengalahkan Malaysia 2-0, menundukkan Vietnam 1-0 dan menyelesaikan fase grup dengan mengkandaskan tuan rumah Filipina dengan skor 1-2 menjadi bukti keperkasaan Robby Darwis dan kolega kala itu.
Selanjutnya, Indonesia bertemu Singapura di babak semifinal dan mampu lolos setelah memenangkan pertandingan melalui adu pinalti.
Sedangkan calon lawannya di final, Thailand melaju dengan mudah setelah menghabisi tuan rumah Filipina dengan skor telak 6-2.
Di final yang berlangsung di Rizal Memorial Stadium, Indonesia yang kala itu diasuh oleh Anatoli Polosin, bermain imbang dengan Thailand hingga harus menentukan juara hingga babak pinalti.
Timnas Indonesia mampu menyabet medali emas setelah memenangkan babak adu pinalti dengan skor 4-3 kala itu dengan Sudirman memastikan kemenangan Indonesia.
Tahun ini, Garuda Muda akan mencoba mengulang kenangan manis tersebut namun dengan musuh yang berbeda.
Musuhnya kali ini adalah Vietnam yang merupakan tim yang juga bermain bagus ketika fase grup.
Indonesia dan Vietnam bergabung di grup B dan mampu lolos dengan raihan gol yang sama yaitu 17.
Di semifinal, kedua tim juga mencetak empat gol, bedanya Vietnam mampu cleansheet saat melawan Kamboja sedangkan Indonesia kemasukan dua gol dari Myanmar.
Salah satu punggawa Timnas Indonesia 1991, Salahudin mengungkapkan ini merupakan kesempatan emas karena memiliki kualitas pemain yang bagus dan merata.
“Ini merupakan satu kesempatan kita (Timnas Indonesia U23, red) juara. Kita memiliki kualitas pemain yang bagus dan merata,” ujarnya yang saat ini melatih Persis Solo, Jumat (6/12/2019).