Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Disiplin (Komdis) PSSI telah merampungkan rapat dalam menentukan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan klub Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 Indonesia.
Rapat yang dilakukan Komdis PSSI menentukan pelanggaran yang terjadi dalam beberapa pertandingan yang dimainkan klub-klub di Indonesia.
Sidang yang dilakukan Komdis PSSI itu diputuskan pada tanggal Jumat (6/12/2019) lalu.
Dari hasil rapat tersebut, klub asal Ibu Kota, Persija Jakarta tak luput dari jeratan sanksi berat Komdis PSSI.
Persija Jakarta mendapatkan sanksi berat dan denda terbesar diantara klub-klub lainnya.
Macan Kemayoran dihukum Komdis PSSI sebesar Rp300 juta akibat adanya penyalaan flare di pertandingan menghadapi Persipura Jayapura.
Seperti diketahui, laga Persija Jakarta menghadapi skuat Mutiara Hitam digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat pada 28 November 2019.
Adanya flare di laga tersebut tak lepas dari bertepatannya hari pertandingan dengan perayaan ulang tahun Persija Jakarta yang ke-91 tahun.
Kala itu, puluhan ribu The Jakmania memadati SUGBK dan menyalakan flare di akhir pertandingan.
Menanggapi hukuman berat tersebut, Sekretaris Umum The Jakmania, Diky Soemarno mengaku kecewa dengan keputusan yang dibuat Komdis PSSI.
Menurut Diky, sanksi dan denda yang diberikan kepada Persija Jakarta sangat berat dibandingkan dengan tim-tim lain di Indonesia.
Sebab, suporter dari klub lain ada juga yang menyalakan flare disetiap pertandingan.
Hukuman yang diberikan kepada Persija Jakarta dinilai tidak sebanding dengan apa yang dilakukan para suporter di tribun.
"Sejujurnya sangat kaget sekali kalau dendanya sebesar itu (Rp300 juta). Karena saya pikir tim lain juga melakukan hal yang sama, tapi dendanya berbeda," kata Diky Soemarno kepada TribunJakarta, Selasa (10/12/2019).
Lebih lanjut, Diky mengaku belum membicarakan langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam menanggapi denda dan sanksi yang didapat dari Komdis PSSI.
"Langkah selanjutnya belum kami bicarakan. Tapi yang jelas kami kecewa dengan putusan itu," tutur pria berbadan gempal tersebut.