"Hari ini Anda mungkin menyebutnya jenius yang cacat, tetapi pada saat itu ia dikenal sebagai Cavallo Pazzo (Kuda Gila)," ungkapnya, seperti yang dilansir dari These Football Times.
Pensiun di usai 32 tahun membuatnya sadar bahwa kualitas yang miliki begitu saja ia sia siakan.
Hal tersebut yang mendasari dirinya kemudian menjadi pelatih, untuk memastikan generasi berikutnya tidak mengulangi kesealahan yang ia lakukan.
Il Mondo memulai karir pelatih sepak bolanya bersama Cremonese.
Pemain yang lahir memang di Cremona tersebut sangatlah dihormati bagi seluruh pendukung Cremonese.
Ia mulai menanamkan pentingnya disiplin, taktik dan suatu organisasi dalam suatu permainan.
Selain itu Mondonico juga menyukai dengan teknik, bakat dan entertaint dalam dunia sepak bola.
Gianluca Vialli memuji bagaimana cara Mondnico melatih ia dan rekan rekannya kala itu.
"Meskipun kami adalah tim yang berlatih keras dan terorganisir, pelatih mengizinkan kami mengikuti naluri permainan yang kami miliki,"ungkapnya.
"Dengan demikian, kemampuan dan bakat kami terasah dengan baik," tambah Vialli.
Hasilnya, Grigiorossi (Cremonese) berhasil promosi ke Serie A untuk pertama kalinya sejak 57 tahun tim berdiri.
Keberhasilan sensaional yang Mondonico raih berhasil memikat mantan timnya, yaitu Atalanta untuk menggunakan jasanya.
Tepatnya di tahun 1987, La Dea yang baru saja terdegradasi ke Serie B meminta Il Mondo untuk mengembalikan Atalanta ke Serie A.
Ditahun 1990, tim tim besar Serie A melakukan sejumlah perombakan komposisi pemain.