TRIBUNNEWS.COM - Leicester harus menerima malu ketika berlaga di hadapan publik King Power Stadium karena dikalahkan Southampton dalam lanjutan Liga Inggris pekan 22, Sabtu (11/1/2020) malam.
Southampton mengalahkan Leicester City 2-1 meski sempat tertinggal lebih dulu berkat gol Dennis Praet (14').
Southampton menyamakan kedudukan melalui Stuart Armstrong (19') sebelum akhirnya dipastikan oleh gol Danny Ings (81').
Hasil ini sekilas mengingatkan akan kekalahan Southampton dari Leicester dengan skor telak 9-0 yang mampu mereka balas sata melakoni laga away ke markas The Foxes -julukan Leicester-.
Namun tidak berarti bagi pelatih Southampton, Ralph Hasenhuttl yang menganggap itu sebuah balas dendam.
Menurut Hasenhuttl, kemenangan yang diraih anak asuhnya merupakan sebuah perkembangan tim dari usaha selama ini.
"Kami pantas memenangkannya karena kami memiliki begitu banyak peluang. Itu adalah kerja tim yang sangat fantastis," ucap Hasenhuttl, dikutip dari BBC.
Leicester sempat mencetak 3 gol tambahan, namun dianulir wasit setelah melalui VAR.
"Jika kebobolan gol pertama dari tim yang mencetak 9 gol saat melawan Anda, Anda harus sangat kuat secara ental untuk meresponnya," tutur Hasenhuttl untuk anak asuhnya.
Kemenangan ini sebuah pencapaian bagi Southampton untuk menunjukkan perkembangan permainan mereka setelah dikalahkan Leicester City sembilan gol tanpa balas.
"Kami tidak ingin membalas dendam, kami ingin menunjukkan kepada diri sendiri seberapa jauh kami telah melangkah dan berkembang," ujarnya melanjutkan.
Tidak ada yang mengira, Southampton bisa membalikkan keadaan jika berkaca dari hasil pertemuan pertama.
Menariknya, Southampton bisa mengumpulkan 20 poin dari 36 peluang yang bisa mereka raih pasca kalah dari Leicester Oktober tahun lalu.
Tak hanya Leicester yang menjadi korban kebangkitan Danny Ings dkk, tetapi ada Chelsea (0-2), Tottenham (1-0), dan Arsenal (2-2).