Kala itu, Arema Indonesia menempati grup G bersama dengan Jeonbuk Hyundai Motors (Korea Selatan), Cerezo Osaka (Jepang), dan Shandong Luneng (China).
Gagalnya Singo Edan menunjukkan aumannya di ajang elite kompetisi benua Asia tak terlepas dengan pergantian pelatih di kubu tim Jawa Tiomur tersebut.
Robert Alberts yang behasil membawan Singo Edan menjuarai gelar ISL 2010 tiba tiba mengundurkan diri.
Manajemen bergerak cepat dengan menggantikan posisinya dengan Miroslav Janu.
Pelatih yang disapa Mijan itu memiliki kapasitas yang dapat dibanggakan pada ajang Liga Champions Asia.
Selain hengkangnya pelatih asal Belanda, Arema FC juga kehilangan Pierre Njanka yang dinilai vital bagi lini pertahanan Singo Edan.
Kala itu regulasi hanya memperbolehkan satu tim diisi oleh empat pemain asing.
Arema Indonesia terpaksa mencoret Pierre Njanka dan lebih memilih mempertahankan duo Singapura, yakni Noh Alam Syah, M Ridhuan, Roman Chamelo dan Esteban Guillen.
Sayang ambisi untuk mewujudkan mimpi menjadi tim Indonesia pertama yang lolos ke babak 16 besar gagal.
Arema FC hanya sanggup meraih satu poin dari enam laga yang dilakoni.
Saat itu Singo Edan hanya bermain imbang 1-1 saat berusa dengan Shandong Luneng.
Sisa laga lainnya, SIngo Edan menelan kekalahan.
Permainan menawan yang ditunjukkan Arema Indonesia kala melawat ke kandang Cerezo Osaka tak cukup membuat tim asal jawa Timur itu lolos ke babak selanjutnya.
Pertanyaannya, akankah Bali United mampu menembus babak kualifikasi Grup Liga Champions Asia layaknya Arema Indonesi musim 2011, atau terhenti di babak pra kualifikasi.