TRIBUNNEWS.COM - Persebaya Surabaya sudah mengumumkan total 4 pemain asingnya musim ini.
Bajol Ijo pun sudah menambah satu pemain asing, yakni Mahmoud Eid yang berposisi sebagai penyerang.
Ditambah kehadiran Makan Konate yang menjadi mega transfer Bajol Ijo musim ini.
Ketiga pemain tersebut akan membuat trisula M-D-M, di lini depan.
Menariknya, mereka juga melepas kiper utama, yakni Miswar Saputra dan kapten Ruben Sanadi.
Bahkan Otavio Dutra pun dilepas, padahal dengan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI), tentu menguntungkan Persebaya Surabaya dalam mencari pemain.
Lalu, bagaimana sebenarnya skema Aji Santoso musim depan?
Persebaya Surabaya kemungkinan besar akan melakukan perubahan secara skema permainan, meskipun tidak drastis.
Apabila saat ini Persebaya Surabaya turun dengan skema 4-3-3, maka musim depan kemungkinan akan sedikit berubah menjadi 4-1-2-1-2, dengan Mahmoud Eid dan David da Silva menjadi andalan di lini depan.
Sedangkan Makan Konate akan menjadi penyerang di belakang Eid dan David da Silva.
Lalu, bagaimana dengan para pemain cepat di sektor sayap seperti Irfan Jaya dan Oktafianus Fernando?
Belum lagi Osvaldo Haay yang juga memiliki kemampuan menyerang sama baiknya.
Formasi 4-3-3 ala Persebaya Surabaya musim lalu, memang sangat efektif untuk menyerang, ditambah dua pemain di lini tengah dan dua fullback yang diberikan lisensi untuk menyerang, maka akan sangat menakutkan di lini depan.
Tetapi, kekurangan Persebaya Surabaya adalah transisi mereka dari menyerang ke bertahan, itulah yang menjadi masalah Bajol Ijo dalam dua musim bertahan di Liga 1.
Aji Santoso harus memahami hal tersebut, salah satu bukti bagaimana lini belakang Persebaya sangat rapuh dalam serangan balik, adalah catatan Miswar Saputra dalam melakukan penyelamatan dalam dua musim terakhir.
Miswar selalu masuk dalam 5 besar penjaga gawang yang melakukan penyelamatan terbanyak, dan nyaris penyelamatan yang dilakukan adalah buah dari serangan balik lawan.
Persebaya Surabaya bukan harus mengubah gaya bermain, tetapi, kedisiplinan taktikal dari pemain belakang sangat penting.
Musim lalu, duet bek tengah Persebaya Surabaya sangat luar biasa dengan adanya Hansamu Yama dan Otavio Dutra, keduanya bahkan dipanggil Timnas Indonesia.
Bagaimana bisa sebuah klub dengan dua pemain belakang papan atas, harus membuat penjaga gawangnya bekerja sangat keras dan harus melakukan penyelamatan lebih dari 90 kali satu musim?
Kini Persebaya Surabaya melepas Otavio Dutra ke Persija Jakarta, Miswar Saputra ke PSM Makassar, Ruben Sanadi pun dikabarkan akan dilepas, tiga pemain yang menjadi pilar di lini belakang plus Novan Sasongko.
Persebaya Surabaya kemudian mendatangkan Arif Satria dari Persela Lamongan, Ricky Kambuaya dari PSS Sleman dan Bayu Nugroho dari PSIS Semarang.
Ditambah Patrich Wanggai, ini berarti Persebaya hanya merekrut satu pemain untuk lini belakang mereka.
Bahkan Persebaya belum mengumumkan satu pemain di pos penjaga gawang, dan hanya menyisakan Ernando Ari, kiper muda yang belum genap 20 tahun.
Persebaya haru mencari kiper dengan kualitas sama atau lebih baik dari Miswar Saputra, dikabarkan Angga Saputra akan merapat, tetapi itupun masih sebatas rumor.
Selain itu, Persebaya juga harus mencari pemain yang memiliki kemampuan cepat dalam transisi dari menyerang ke bertahan, memang ada Aryn Williams yang berposisi sebagai gelandang bertahan, tetapi tidak mungkin hanya mengandalkan Aryn Williams untuk menghentikan transisi lawan.
Butuh setidaknya gelandang yang bisa menyeimbangkan kemampuan menyerang Persebaya Surabaya dan ketepatan dalam bertahan, karena apabila Persebaya kebobolan melalui gol cepat, maka ada kemungkinan lawan akan bermain rapat dan bertahan.
Mengandalkan Rendi Irwan selama satu musim bukan hal yang bijak, Bajol Ijo harus mencari sosok gelandang seperti Evan Dimas, Rohit Chand di Persija Jakarta ataupun Zulfiandi di Madura United.
Di lini depan, mungkin David da Silva akan tetap diandalkan dengan disokong penyerang seperti Mahmoud Eid, maka tugas dari striker asal Brasil tersebut harusnya menjadi lebih mudah.
Apalagi dengan adanya Konate yang bisa menjadi pemberi umpan ataupun membuka ruang bagi keduanya untuk berkreasi.
Ditambah kecepatan dan daya ledak Irfan Jaya, Bayu Nugroho dan Oktafianus Fernando, bisa dibilang Persebaya adalah tim paling menakutkan di sektor penyerangan dengan banyaknya opsi.
(Tribunnews.com/Gigih)