TRIBUNNEWS.COM - Alfonso de la Cruz mendapat protes dari beberapa suporter PSS Sleman saat mengikuti latihan perdana pada Selasa (21/1/2020) kemarin.
Latihan perdana tersebut digelar di Lapangan Sepakbola Yogyakarta Independen School (YIS), Sleman dengan pengamanan ekstra ketat yang melibatkan belasan kepolisian.
Selain itu terlihat beberapa rekrutan anyar PSS Sleman yang telah mulai bergabung berlatih dibawah pimpinan pelatih baru Eduardo Perez Moran hingga jajaran pelatih seperti Danilo Fernando.
Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jogja, pemain yang berposisi sebagai bek tengah ini mengaku heran dan tidak mengetahui penyebab protes yang dilancarkan kepadanya.
Bek yang musim lalu mengenakan nomor punggung 14 ini tidak mempersalahkan apa yang telah terjadi dan menegaskan rasa bangga nya dapat berseragam PSS Sleman di musim 2020 ini.
"Jujur saya tidak tahu, saya tidak tahu kenapa mereka melakukan hal itu."
"Tapi saya tidak mempermasalahkan itu, saya senang berada di sini dan saya ingin berjuang untuk PSS Sleman," ujar de la Cruz seperti yang dilansir dari Tribun Jogja.
Pemain yang berasal dari Spanyol ini mengaku akan tetap bermain secara profesional dan menegaskan kecintaanya pada klub yang musim lalu ia bela.
"Saya profesional. Saya senang di sini dan saya cinta PSS Sleman."
"Saya banyak melewati momen-momen terbaik di sini dan saya respek terhadap suporter PSS Sleman," jelasnya.
Diakui eks Selangor FA itu, ia memandang aksi protes tersebut secara positif agar ke depannya dirinya bisa meningkatkan performa dari musim sebelumnya.
"Saya akan enjoy dan bermain lebih baik lagi dari musim kemarin," tambahnya.
Alfonso de la Cruz sendiri merupakan tumpuan di lini belakang PSS Sleman pada musim 2019 lalu.
Ia mencatatkan 18 penampilan bersama Super Elja dan mengoleksi 6 kartu kuning hingga 1 kartu merah.
Diberitakan sebelumnya, dalam latihan perdana PSS Sleman ada insiden terkait protes yang dilakukan oleh beberapa suporter tim Elang Jawa.
Puluhan suporter PSS Sleman tersebut melancarkan aksi protes dengan cara mendatangi lokasi latihan perdana klub tersebut di Lapangan Sepakbola YIS, Sleman.
Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jogja, dalam latihan ini ada insiden terkait protes yang dilakukan oleh beberapa suporter tim Elang Jawa.
Puluhan suporter PSS Sleman tersebut melancarkan aksi protes dengan cara mendatangi lokasi latihan perdana klub tersebut di Lapangan Sepakbola YIS, Sleman.
Para suporter nekat merangsek masuk ke lapangan sepakbola YIS, sesaat setelah sesi latihan yang dipimpin oleh pelatih anyar Eduardo Perez Moran berakhir.
Puluhan suporter itu masuk dan membentangkan spanduk berbagai ukuran di tiang gawang lapangan tersebut.
Pada spanduk tersebut terdapat tulisan seperti "pilih kami atau mereka?", hingga "not competent".
Selain itu juga ada selebaran bertuliskan "all we need is seto".
Buntut protes yang dilakukan oleh para suporter yakni dari pergantian pelatih yang dilakukan oleh manajemen.
Para suporter menyayangkan pergantian Seto Nurdiantoro yang sebelumnya menjabat sebagai pelatih kepala dan digantikan oleh Eduardo Perez.
Seperti yang diberitakan sebelumnya Eduardo Perez resmi diperkenalkan oleh manajemen sebagai nahkoda baru Elang Jawa pada Rabu (15/1/2020).
Selain menunjuk eks asisten Luis Milla saat menukangi Timnas Indonesia itu, PSS Sleman juga menunjuk, Danilo Fernando, Listiyanto Rahardjo dan Suwandi sebagai asisten pelatih.
"Selain menunjuk coach eduardo sebagai head coach, kita juga menunjuk coach danilo, coach bejo dan coach suwandi untuk mengisi jajaran tim kepelatihan." ujar Chief Executive Officer (CEO) PT Putra Sleman Sembada (PSS) Fatih Chabanto, dikutip dari laman Tribun Jogja.
Menurutnya, Eduardo Perez Moran merupakan sosok yang cocok untuk menukangi PSS Sleman karena memiliki banyak pengalaman kepelatihan diberbagai negara.
Eduardo Perez Moran diketahui merupakan pelatih yang memiliki lisensi Pro Asia dan lisensi A UEFA.
(Tribunnews.com/Ipunk) (Tribun Jogja/Alimurfi Sofyan)