TRIBUNNEWS.COM - Pionir AC Milan, yakni Arrigo Sacchi merupakan satu diantara mantan pelatih yang berhasil menanamkan permainan menyerang di AC Milan.
Jelang pertandingan derbi Milan dantara Inter Milan menjamu AC Milan di Giuseppe Meazz, mengundang komentar sejumlah pengamat sepak dunia.
Satu diantaranya ialah Arrigo Sacchi.
Sacchi datang pertama kali ke AC Milan di musim 1987/1988.
Baca: Prediksi Inter Milan vs AC Milan Liga Italia: Peluang Nerazzurri Kembali Duduki Takhta Klasemen
Baca: Siaran Langsung Bola Malam Ini, Inter Milan vs AC Milan Live RCTI, Barcelona & Real Madrid Sengit
Musim pertamanya bersama Rossoneri, ia mampu menyumbangkan satu gelar Scudetto.
Cerita luar biasa datang kemudian di musim berikutnya, Milan dibawa Sacchi berhasil menjadi Liga Champions.
Hebatnya, dalam partai final di musim itu, Milan berhasil membantai lawannya, Steaua Bucuresti, dengan skor 4-0.
Gullit dan Basten mencetak masing-masing dua gol untuk kemenangan Milan.
Sacchi merupakan pelatih yang menanamkan sepak bola menyerang di AC Milan.
Formasi 4-4-2 yang diterapkannya musim itu membuat 'geger' Liga Italia yang mengandalkan strategi bertahan.
Baca: Hasil & Klasemen Liga Italia, Juventus Gagal Jauhi Inter Milan, Atalanta Raih Poin Penuh
Baca: Jadwal Siaran langsung Bola Malam Ini, Live Mola TV Hingga RCTI Ada Derbi Inter vs Milan
Prinsip seorang Sacchi ialah, tak masalah untuk kebobolan dalam jumlah banyak, asalkan timnya mampu mencetak lebih banyak gol dari jumlah kemasukannya.
Alhasil, Rossoneri sejak ditangani Arrigo Sacchi mampu menjadi tim dengan permainan yang menghibur.
Namun AC Milan di musim ini, disebut oleh Sacchi tak sebanding dengan rival sekotanya tersebut.
Ia mengibaratkan AC Milan sebagai tim medioker, sedangkan Inter merupakan kesebalasan yang memiliki deretan pemain bintang dan harapan baru.