"VAR juga membunuh momen ketika mencetak gol, bahkan sampai mengharuskan pemain untuk merayakannya lima menit kemudian dan bahkan dua kali selebrasi," kritik Platini.
"Untuk permainan yang lebih menarik, VAR sejatinya tidak diperlukan karena lebih baik mengoptimalkan wasit secara langsung," tambahnya.
"Kontroversi teknologi tidak hanya terbatas pada Liga Italia, tetapi juga merambah ke Inggris, Spanyol, dan Jerman," pungkas legenda Perancis tersebut.
Baca: Banding PSSI ke FIFA Ditolak, Laga Kandang Pertama Shin Tae-yong Tanpa Penonton
Baca: Shin Tae-yong Panggil 34 Pemain Seleksi Timnas Indonesia: Target Tinggi Tembus Rangking 150 FIFA
Di kompetisi tanah air sendiri, PSSI juga belum menerapkan implementasi VAR untuk menunjang kinerja wasit di Liga 1 musim depan.
Salah satu alasan dibalik keputusan tersebut dikarenakan secara Sumber Daya Manusia (SDM) belum siap jika diberlakukan mulai 2020.
Alasan tersebut disampaikan oleh Cucu Soemantri yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum sekaligus Direkrut Utama PT. Liga Indonesia Baru (LIB).
Cucu Soemantri menegaskan pihaknya sebenarnya mampu membeli alat tersebut, hanya secara secara SDM belum memungkinkan.
"Untuk alatnya kami mampu membeli. Tetapi ada regulasi yang mengatur penggunaan VAR. Jadi tidak bisa sembarangan dan musim 2020 belum bisa," kata Cucu Soemantri dilansir dariĀ Kompas.
"Kemungkinan kita baru bisa menggunakan VAR tahun 2021 karena untuk mempersiapkan itu butuh waktu delapan bulan," ujar Cucu Soemantri menambahkan.
Keterbutuhan VAR bagi kompetisi tanah air sebenarnya telah mencuat sejak tahun lalu.
Hal ini dikarenakan keberadaan VAR diharapkan mampu membantu kinerja wasit dalam memimpin sebuah pertandingan.
Apalagi di beberapa negara ASEAN mulai dari Thailand, Vietnam, hingga Malaysia telah terlebih dahulu menggunakan VAR.
Sehingga, kebutuhan VAR selain menunjang kinerja wasit bisa juga diartikan menambah nilai prestisius kompetisi Liga 1 2020.
Apalagi dalam waktu dekat Indonesia juga dipercaya sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2021.