TRIBUNNEWS.COM - Skema penggunaan tiga pemain belakang kini kembali menjadi tren bagi klub-klub Liga 1.
Sebut saja Persija Jakarta dan Persib Bandung yang menggunakan varian skema 3 pemain bertahan, dari 3-4-3, 3-5-2 atau 3-4-2-1.
Selain Persija Jakarta dan Persib Bandung, ada Madura United yang nampak mulai mencoba skema ini.
Baca: Skuat Persib Dipecah, Ini Daftar Dua Tim Maung Bandung Hadapi Persikabo dan PSCS
Persib Bandung misalnya, meskipun tidak menjadi skema utama, 3-5-2 pernah digunakan ketika Persib Bandung menghadapi Barito Putera.
Atau Persija Jakarta yang nampak menggunakan skema 3 pemain bertahan kala menghadapi Madura United di Piala Gubernur Jatim 2020.
Lalu apa keuntungan menggunakan 3 pemain bertahan?
Joanthan Wilson, menjelaskan bagaimana skema 3 pemain bertahan adalah salah satu formasi "purba" dimana pertahanan mulai menjadi salah satu konsentrasi dalam permainan.
Mundur jauh pada era 50-an, ada sosok Osvaldo Zubeldia, pelatih asal Argentina yang termahsyur bersama Estudiantes yang terkenal brutal dan menghalalkan segala cara untuk menang.
Keuntungan menggunakan formasi dengan tiga pemain bertahan, adalah keunggulan di lini tengah dan lebih aman apabila sebuah tim mengalami kendala transisi dari menyerang ke bertahan.
Ini kemudian menjadi Catenaccio atau pertahanan grendel khas Italia, dan berubah ragam seperti yang digunakan Jerman pada Piala Dunia 1990 atau Brasil di Piala Dunia 1994.
Tren kembalinya skema 3 pemain bertahan bukan sesuatu yang baru, dengan semua tim di Eropa dan Amerika Latin kembali menggunakan skema ini.
Alasannya , menurut Jose Alberto Corte, Dosen di University of Sao Paulo menyebut adalah fisik pemain dan kecepatan pemain di sebuah tim.
Dengan sepakbola kini masif menggunakan skema dimana penyerang cepat kini semakin dibutuhkan, dan Satu pemain bertipikal fisik kokoh, mengantisipasi dengan skema tiga pemain belakang menjadi salah satu kunci.
Ini keunggulan yang dimiliki Persib Bandung dan Persija Jakarta,.
Mari melihat pemain belakang Persib Bandung, mereka memiliki Nick Kuipers, Fabiano Beltrame dan Victor Igbonefo di lini belakang, ditambah adanya Zalnando ataupun Ardi Idrus di posisi fullback.
Menggunakan skema tiga bek akan sangat mungkin dilakukan dengan menggeser Ardi Idrus atau Zalnando lebih ke depan akan memudahkan Persib Bandung dalam mengantisipasi serangan balik, karena pelatih Robert Alberts adalah sosok yang menyukai penguasaan bola dan permainan menyerang.
Atau Persija Jakarta, skema tiga bek sebenarnya sudah pernah dipraktikkan ketika di bawah asuhan Edison Tavarez, tetapi saat itu, permainan Alexandre Luiz Reame, Maman Abdurrahman dan Ryuji Utomo, masih kurang memuaskan.
Kini, adanya Marco Motta dan Otavio Dutra ditambah racikan Sergio Farias, membuat skema 3 bek Persija Jakarta nampak sangat mungkin dilakukan.
Baca: Persib Bandung Andalkan Pemain Muda & Istirahatkan Duet Wander-Castillion untuk Hadapi PSCS Cilacap
Kala menghadapi Madura United,Dutra-Maman-Motta benar-benar kokoh dan sukses mematikan trisula Madura United.
Ini menjadi keunggulan tiga pemain bertahan bisa melakukan man to man marking kepada tim-tim Liga 1 yang kerap menggunakan 4-3-3, ditambah, mereka masih memiliki keunggulan dua sayap yang akan turun membantu pertahanan.
Lebih jelasnya, Nelsinho Baptista, Pelatih Corinthians pada 2007 menjelaskan keuntungan tiga pemain bertahan dalam mengantisipasi skema 4-3-3 atau 4-4-2.
Rangkumannya, Nelsinho menyebut, penyerang depan akan sangat mudah dimatikan, dengan 4-3-3 misalnya, tiga gelandang lawan tidak diberikan lisensi menyerang dan akan kesulitan menghadapi 5 gelandang dalam skema 3-5-2.
Tetapi, semua masih membutuhkan banyak evaluasi, dengan Robert Alberts menyebut permasalah aliran bola menjadi konsentrasinya.
Atau Persija Jakarta yang kecolongan ketika skema Madura United berubah dengan Jaime Xavier menjadi penyerang tambahan.
Walau begitu, Persib Bandung dan Persija Jakarta bisa saja menggunakan skema 3 bek musim depan dan sangat menarik untuk disimak.
(Tribunnews.com/Gigih)