TRIBUNNEWS.COM - Arema FC memang baru saja kalah di Semifinal Piala Gubernur Jatim 2020 menghadapi Persebaya Surabaya.
Kekecewaan jelas timbul, dengan laga yang digelar tanpa penonton tersebut berakhir kekalahan 4-1 dari Persebaya.
Tetapi, melihat apa yang disajikan Mario Gomez dan para pemainnya, tim-tim Liga 1 harus mewaspadai Singo Edan musim ini.
Langkah pertama Arema yakni dengan resmi memperkenalkan tiga pemain asing untuk berseragam Singo Edan musim 2020.
Mulai dari Jonathan Bauman, Elias Alderete, Matias Malvino hingga Oh In Kyun didatangkan oleh Arema FC untuk musim 2020.
Arema FC hanya tinggal menunggu pemain lokal untuk menambah amunisi, karena melihat dari skuat yang ada, kerangka tim Singo Edan sudah terbentuk.
Ini terbukti dengan sejumlah pemain lokal dipinjamkan ke tim-tim Liga 1.
Mulai dari Alfin Tuasalamony yang ke Madura United, Ganjar Mukti dan Pandi Lestaluhu, mengisyaratkan bagaimana Mario Gomez sudah cukup nyaman dengan komposisi Arema.
Dari sektor penjaga gawang, hadirnya Teguh Amiruddin tentu menjadi alarm bahaya bagi Utam Rusdiana dan Kurniawan Kartika Ajie.
Permainan dua kiper utama Arema musim lalu memang sedikit mengecewakan.
Pelatih Mario Gomez membangun tim dari penjaga gawang yang tangguh.
Mario Gomez juga mendatangkan Felipe Americo sebagai pelatih kiper.
Musim lalu, sosok Kurniawan kartika Ajie adalah penjaga gawang Arema FC dengan penyelamatan terbanyak.
Kurniawan kartika Ajie berhasil melakukan 62 penyelamatan.
Angka ini tentu kurang memuaskan mengingat Arema FC harus kebobolan 63 gol musim lalu atau kebobolan rata-rata, 1,8 gol per laga.
Ini tentu mengkhawatirkan, selain itu Kurniawan Kartika Ajie kerap melakukan blunder ataupun salah antisipasi.
Sedangkan Utam Rusdiana, digadang-gadang menjadi penerus Kurnia Meiga, memiliki penampilan yang inkonsisten dan kerap salah posisi.
Di sisi lain, Teguh Amiruddin memiliki rekor yang lebih baik.
Deputi Angga Saputra ini jarang tampil mengecewakan saat bersama PS Tira-Persikabo musim lalu.
Meniliki secara statistik permainan dan performa, Utam Rusdiana, Kurniawan Kartika Ajie dan Teguh Amiruddin memiliki peluang yang sama untuk menjadi kiper utama.
Bukan tidak mungkin ketiganya akan diberikan kesempatan yang sama musim depan.
Namun, penampilan Teguh Amiruddin yang konsisten musim lalu meski jadi cadangan bisa menjadi alasan bagi Mario Gomez menunjuknya sebagai kiper utama Singo Edan.
Sementara di lini belakang, ada tugas bagi tim pelatih mencari tandem untuk Matias Malvino.
Hengkangnya Hamka Hamzah tentunya akan menjadi lubang besar.
Persaingan akan tersaji di lini belakang, pasalnya saat ini Singo Edan memiliki Hanif Sjahbandi, Ganajr Mukti dan Bagas Adi.
Kemungkinan besar, Bagas Adi akan menjadi pilihan utama di lini belakang.
Sedangkan Ganjar Mukti akan menjadi deputi yang sangat tepat untuk pemain Timnas Indonesia U-23 tersebut.
Di sektor fullback, kemungkinan besar akan diberikan pada Alfin Tuasalamony dan Johan Alfarizi.
Kombinasi pemain senior penuh pengalaman dan gerakan eksplosif, akan menjadi senjata di lini belakang Singo Edan musim depan.
Lini tengah Singo Edan akan menarik terlebih dengan adanya Oh In Kyun, siapa yang akan menjadi tandem bagi gelandang asal Korea ini.
Memiliki usia tidak lagi muda, tentu In Kyun harus mendapatkan tandem pemain lokal yang punya kualitas mumpuni.
Arema FC memiliki banyak opsi, dengan adanya Kushedya Hari Yudo, Dave Mustaine, hingga pemain senior seperti Dendi Santoso.
Yang menarik, adanya sosok Elias Alderete dan Jonatan Bauman, akan membuat skema permainan Arema FC sedikit berubah.
Keduanya penyerang secara permainan, mirip dengan kemungkinan Elias akan berada di depan Bauman dalam skema 4-4-1-1/4-1-3-1-1.
Menarik melihat skema Arema FC yang diarsiteki Mario Gomez memiliki penyerang yang handal dalam duel udara.
Kini dengan adanya Elias Alderete dan Jonatan Bauman, kemungkinan besar Arema FC akan lebih mengandalkan serangan dari bola bawah dibanding menggunakan duel-duel udara.
Peran Elias Alderete dan Jonathan Baumann sangat terlihat apik di Laga Semifinal Piala pra musim bertajuk Piala Gubernur Jatim 2020.
Terlepas dari kartu merah yang diterima Bauman, Singo Edan sejatinya lebih dominan di lini tengah, dan sangat seimbang kala melakukan transisi.
Transisi adalah kunci permainan Mario Gomez persis seperti yang ia tunjukkan bersama Borneo FC dan Persib Bandung,
10 menit pertama, Arema jauh lebih dominan dibanding Persebaya yang nampak kaku menghadapi rapatnya lini tengah Singo Edan.
Sebelum kartu merah Bauman, Arema benar-benar membuat Bajol Ijo mati kutu di lini tengah, Persebaya baru bisa berkembang usai unggul jumlah pemain.
Ini akan menjadi kekuatan baru Arema, secara konsisten, meskipun bertajuk pra musim, Singo Edan menunjukkan permainan yang prima.
Adanya pemain seperti Dave Mustaine, Kushedya Yudo membuat tim bisa bermain menekan selama 90 menit, tetapi dengan kerapian dalam transisi plus lini tengah yang rapat.
Dengan adanya pemain baru, tim-tim Liga 1 benar-benar harus mewaspadai Arema di bawah asuhan Mario Gomez, dan sekali lagi, jangan pernah mencoret Arema dari perburuan gelar juara.
(Tribunnews.com/Gigih)