TRIBUNNEWS.COM, JOHOR - Klub Liga Malaysia, Johor Darul Takzim, sudah melakukan pertemuan dengan pemain dan offisial terkait pembayaran gaji.
Hasilnya, pemain dan offisial Johor Darul Takzim setuju adanya pemotongan gaji sebesar 33 persen.
Pemotongan gaji tersebut dilakukan karena meluasnya virus corona di Malaysia sehingga kompetisi sepak bola di Negeri Jiran harus terhenti.
Sejumlah klub di Malaysia memang menginginkan adanya pemotongan gaji pemain karena selama jeda kompetisi tim tidak mendapatkan masukan keuangan.
Pemotongan gaji pemain sebelumnya sempat tidak disetujui oleh asosiasi pesepakbola profesional Malaysia.
Mereka meminta klub untuk tetap membayar gaji pemain secara penuh selama jeda kompetisi hingga virus corona menghilang dari Malaysia.
"Para pemain, pelatih, dan staf Johor Darul Takzim setuju dengan adanya pemotongan gaji sebesar 33 persen," tulis pernyataan Johor Darul Takzim di akun media sosialnya.
Para pemain dan offisial Johor Darul Takzim juga akan menyumbang dana bantuan kepada pemerintah daerah setempat untuk melawan virus corona.
Manajemen Johor Darul Takzim berharap situasi ini bisa segera selesai dan klub kembali berkompetisi sedia kala.
Sejauh ini jumlah kasus Covid-19 di Malaysia terbilang cukup banyak yakni 2320 orang positif corona.
Sebanyak 320 orang telah dinyatakan sembuh, sementara untuk pasien meninggal adalah 27 orang.
Pemerintah Malaysia juga telah mengumumkan lockdown untuk menahan penyebaran virus corona lebih luas di wilayahnya.
Sebagai bentuk kepedulian, Johor Darul Takzim akan menyumbang beberapa donasi agar virus corona di Malaysia mereda.
"Para pemain, pelatih, dan staf bersedia memberikan sebagian gaji mereka kepada Tabungan Bencana Negeri Johor dalam usaha meringankan beban klub serta masyarakat pada waktu saat ini," tulis Johor Darul Takzim.
Johor Darul Takzim memiliki 31 pemain yang bermain di Malaysia Super League 2020.
Melansir dari Transfermarkt, para pemain Johor Darul Takzim bergaji cukup mahal.
Bahkan pihak klub harus mengeluarkan uang sebesar 6,93 juta euro atau setara Rp 110 miliar permusim.