Tak segan, William Saliba dikenalnya sebagai pemain yang membenci kekalahan hingga ia bekerja keras melampuai kemampuan dirinya sendiri.
"Ketika lawan lebih unggul, dia selalu tahu kapasitas dirinya sendiri lalu menunjukkan contoh bagi kebaikan timnya sehingga beberapa kali ia mampu merubah arah pertandingan," ujar Fabio.
Kedatangan William Saliba tentu menjadi secercah harapan tersendiri bagi Mikel Arteta untuk semakin membuat lini pertahanan timnya semakin solid musim depan.
Seperti yang telah diketahui, sektor pertahanan menjadi lini paling lemah Arsenal dalam beberapa musim terakhir.
Kita ambil contoh, Arsenal harus kebobolan 51 gol dalam 38 pertandingan pada musim 2017/2018.
Rasio kebobolan tersebut dapat dikatakan cukup tinggi dibandingkan tim besar lainnya.
Manchester City yang saat itu menjadi juara hanya kebobolan 27 gol saja.
Diikuti Manchester United selaku runner-up dengan jumlah kebobolan 28 gol saja.
Semusim berselang, rasio kebobolan Arsenal masih belum berubah yakni 51 gol.
Kini memasuki musim ini, Arsenal sejauh ini telah kebobolan sebanyak 36 gol dari 28 pertandingan.
Hal itu mengindikasikan selalu kebobolan setiap pertandingannya dengan rasio lebih dari 1.
Performa jebloknya Arsenal memang kerap terlihat kurang terorganisasinya dengan baik sektor pertahanan.
Sejauh ini, tim asuhan Mikel Arteta juga sering melakukan pergantian skema lini pertahanannya.
Sehingga belum ada pemain yang berposisi tetap yang menempati sektor lini pertahanan Arsenal.