Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Klub Liga 2 Cilegon United setuju pada keputusan penghentian sementara kompetisi Liga 1 dan Liga 2 yang dilakukan PSSI.
PSSI memutuskan menghentikan kompetisi sepak bola di Indonesia karena pandemi virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
Chief Executive Officer (CEO) Cilegon United, Yudhi Afriyanto sangat mendukung langkah penghentian kompetisi yang dilakukan PSSI.
Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan seluruh elemen di dunia sepak bola dari terpapar virus corona.
"Sebenarnya saya minta kompetisi ini dihentikan saja, karena keselamatan lebih penting dibandingkan segalanya. Tunggu sampai semua ini selesai terlebih dahulu baru kembali jalankan kompetisi kembali," kata Yudhi Afriyanto, Rabu (1/4/2020).
Namun, penghentian sementara kompetisi Liga 2 membuat tim berjuluk The Volcano itu mengalami kerugian karena tidak ada pemasukan.
Di sisi lain, seluruh elemen tim harus tetap mendapatkan hak dan kewajibannya sebagai seorang pesepakbola profesional.
"Jujur saja, saya sudah rugi banyak. Tidak ada pertandingan di bulan Maret tapi saya harus bayar gaji 75 persen kepada pemain. Belum lagi bayar gaji 25 persen sampai Juni nanti. Bisa bangkrut tim ini karena tidak ada pemasukan dari pertandingan," ujar Yudhi.
Kendati demikian, Yudhi beserta manajemen Cilegon United berupaya menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pelatih, pemain, dan official.
Terlebih, target besarnya yakni dapat membangkitkan sepak bola Cilegon ke kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.
"Tapi bagaimanapun saya harus lakukan ini demi tim. Karena saya ingin sepak bola di Cilegon ini maju bukan masalah yang lain. Mudah-mudahan ada jalan terbaik untuk kompetisi ini," tutur Yudhi.
Seperti diketahui, PSSI memutuskan menghentikan sementara kompetisi Liga 1 dan Liga 2 sampai 29 Mei 2020.
Jika situasinya sudah normal kembali, kompetisi sepak bola di Indonesia baru bisa bergulir kembali pada 1 Juli 2020.