TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) berencana memberi tahu para anggotanya bahwa mereka ingin final Liga Champions dan Liga Europa selesai pada akhir Agustus.
UEFA menggelar pertemuan pada Rabu (1/4/2020) dengan para perwakilan federasi negara anggota guna membahas nasib sepak bola Benua Biru, termasuk Liga Champions dan Liga Europa.
Saat sebagian besar Eropa berjibaku dengan wabah virus corona, UEFA bertekad untuk menyelesaikan Liga Champions dan Liga Europa musim ini dan akan menolak seruan agar kedua kompetisi dibatalkan.
UEFA bersikukuh untuk menyelesaikan kedua kompetisi tersebut.
Awalnya, otoritas tertinggi sepak bola Eropa itu ingin Liga Champions dan Liga Europa selesai pada 30 Juni.
Namun, mereka kemudian mengubah tanggal tersebut.
Keputusan untuk mengakhiri kedua kompetisi pada akhir Agustus akan membuat musim 2020-2021 menjadi terpotong.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang tak bisa terhindarkan.
Kendati demikian, UEFA akan menyarankan beberapa opsi untuk membuat kalender kompetisi lebih fleksibel.
Misalnya, mereka akan mengurangi sebanyak mungkin dua putaran awal Liga Europa, memotong jeda musim dingin di beberapa liga, dan memotong jumlah pertandingan grup di Liga Champions.
Kelompok kerja UEFA telah menyiapkan beberapa opsi untuk menyelesaikan kompetisi musim ini, termasuk bermain secara tertutup dan di akhir pekan.
Ada beberapa opsi untuk babak perempat final dari setiap kompetisi yang akan dimainkan dalam satu pertandingan, dengan venue ditentukan lewat lemparan koin.
Sementara untuk laga semifinal dan final, ada usul untuk memainkannya sebagai turnamen empat tim selama empat hari di venue Istanbul dan Gdansk, dengan semifinal dan final hanya dalam satu pertandingan saja.
Final Liga Champions semula dijadwalkan berlangsung di Ataturk Olympic Stadium di Turki pada 30 Mei.
Sementara final Liga Europa dimaksudkan untuk diadakan pada 27 Mei di Stadion Arena Gdansk, Polandia.
Liverpool, juara bertahan Liga Champions, disingkirkan Atletico Madrid dari kompetisi tersebut sebelum kompetisi terhenti akibat pandemi virus corona.
Pelatih Everton, Carlo Ancelotti, baru-baru ini mengungkapkan bahwa Juergen Klopp merasa bahwa pertandingan tersebut seharusnya tidak digelar.
Namun, laga leg kedua babak 16 besar tetap berlangsung meskipun COVID-19 tengah merebak.
"Saya berbicara dengan Klopp, dia mengatakan kepada saya bahwa keputusan untuk tetap memainkan laga Liverpool-Atletico Madrid adalah tindakan kriminal dan saya pikir dia benar," kata Ancelotti.