TRIBUNNEWS.COM - Pep Guardiola berhasil mengubah wajah Barcelona di awal debutnya sebagai pelatih kala di musim 2008/2009.
Tepatnya di tahun 2007/2008, pelatih kelahiran Catalan tersebut ditunjuk untuk menangani Barcelona B terlebih dahulu.
Hanya butuh setahun bagi Guardiola untuk membuktikan diri bahwa ia piawai dalam melatih.
Baca: Barcelona Tertarik Datangkan Alessio Romagnoli dari AC Milan
Baca: Manchester United Bisa Boyong Antoine Griezmann dari Barcelona Karena 3 Alasan Ini
Di musim debutnya itu, Guardiola membawa pasukan muda Catalan merengkuh trofi juara Divisi Tiga Laliga atau Tercera Division.
Barcelona BÂ akhirnya promosi ke Segunda Division, namun, Guardiola tidak mendampingi Barcelona B di musim berikutnya.
Manajemen Barcelona memutuskan, Guardiola akan langsung menangani skuat utama untuk menggantikan Frank Rijkaard.
Cara Pep Guardiola Ubah Wajah Barcelona
Dilansir dari Football Critic, Guardiola kemudian melakukan perombakan dengan membuang semua pemain senior.
Diantaranya ialah Gianluca Zambrotta, Deco, dan sosok jimat Blaugrana, Ronaldinho yang dibuang ke AC Milan.
Selain itu, ia kemudian membawa Daniel Alves yang didatangkan dari Sevilla sekaligus memulangkan si anak hilang.
Ialah Gerard Pique yang pada musim sebelumnya berseragam Manchester United kembali untuk pulang membela Barcelona.
Sebagai catatan, sebelum bermain bagi The Red Devils, Pique merupakan pemain akademi Barcelona.
Selain itu, perlahan, bekas anak asuh Johan Cruyff tersebut menyingkirkan pemain seperti Julio Baptista yang memilih hengkang ke Malaga.
Baca: Barcelona Kepincut, Winger Chelsea Sebut Dirinya Bebas Negosiasi Dengan Klub Manapun
Baca: Keinginan Griezmann Bisa Jadi Isyarat Philippe Coutinho Hengkang dari Barcelona
Sebagai gantinya, Pep Guardiola memberikan kesempatan bagi pemain La Masia untuk naik pangkat.
Ialah Sergio Busquets dan Pedro dipromosikan ke skuad senior kala itu.
Salah satu transfer terpenting Barca tidak membutuhkan biaya sepeser pun, bakat muda bernama Sergio Busquets mengikuti pelatih Barcelona B-nya ke tim senior.
Tak membutuhkan waktu lama, Busquets kemudian menjadi trio lapangan tengah yang mematikan bersama Xavi Hernandez dan Andreas Iniesta.
Tak selang waktu lama, di musim tersebut Ronaldinho kemudian di buang oleh Pep Guardiola.
Maestro asal Brasil tersebut akhirnya memilih untuk bergabung dengan AC Milan di tahun 2008.
Dominasi Barcelona di awal debut Pep Guardiola di tim senior di akui oleh Bernd Schuster.
Bernd Schuster merupakan pelatih Real Madrid di musim 2007 hingga 2008.
"Menang di Camp Nou adalah sesuatu yang tidak mungkin," ungkapnya.
Ternyata, apa yang dicapai Guardiola mampu melebihi ekspektasi dan terbilang mengejutkan.
Musim perdananya, 2008/2009, Blaugrana dibanjiri trofi setelah berhasil menyabet juara Laliga, Liga Champions, dan Copa del Rey.
Tak sampai disitu, Pep menambah lagi prestasinya bersama raksasa Catalan dengan merengkuh Trofi Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antar Klub.
(Tribunnews.com/Giri)