TRIBUNNEWS.COM - Beberapa kontestan Liga 1 2020 mulai menanggapi wacana penghentian kompetisi Liga 1 2020 akibat pandemi corona.
Munculnya wacana tersebut saat PSSI melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi video conference pada Rabu (8/4/2020).
Wacana penghentian kompetisi merupakan wacana terburuk yang akan diambil oleh PSSI dengan mempertimbangkan segala aspek.
Sebelumnya PSSI telah memutuskan bahwa Liga 1 dan Liga 2 ditunda hingga 29 Mei dan kembali berjalan pada bulan Juli.
Bukan itu saja, jika kondisi tidak kunjung membaik dan status darurat belum dicabut pemerintah tidak menutup kemungkinan kompetisi musim ini dihentikan permanen.
Baca: Gelandang Barito Putera Pilih Pulang Kampung ke Papua Selama Liga 1 Ditunda
Baca: Berita Persib Bandung: Cara I Made Wirawan Latihan di Rumah dan Harapan Kim Kurniawan untuk Liga 1
Baca: Liga 1 Ditunda, Andik Vermansyah Pulang ke Surabaya Jalankan Program Latihan Bhayangkara FC
Meskipun baru sekadar wacana, hal tersebut sudah menimbulkan kecemasan di kalangan kontestan Liga 1 2020 musim ini.
Berikut rangkuman Tribunnews dari beberapa sumber terkait tanggapan kontestan Liga 1 dengan adanya wacana penghentian kompetisi.
1. Madura United
Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan memberikan tanggapannya tentang wacana penghentian kompetisi.
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, menurut pelatih yang akrab disapa RD ini mengatakan bahwa skenario terburuk selalu ada dalam sebuah kejadian.
Berpedoman prinsip itu, RD dapat memahami jika kelak PSSI melakukan penghentian kompetisi total karena masa darurat bencana diperpanjang.
RD menambahkan nasib Liga 1 bergantung dengan situasi yang terjadi di Indonesia selama sebulan ke depan dan tergantung keputusan status darurat dari Pemerintah maupun Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB).
"Intinya, saya pribadi sangat memaklumi andai keputusan tersebut diambil, apa pun itu,"
"Pada saat sekarang memang akan tergantung dengan perkembangan situasi tanggap darurat yang akan dipantau oleh BNPB dan pemerintah,” kata RD seperti yang dikutip dari Kompas.
Kemudian RD juga menyampaikan akan selalu mempersiapkan klubnya Madura United dengan segala kondisi yang terjadi.
"Jadi apakah nantinya kompetisi akan jalan atau berhenti, kita harus siap, karena kesehatan lebih penting dari segalanya," tutup RD.
2. PSIS Semarang
CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi telah membuat langkah antisipasi jika sewaktu-waktu kompetisi sepak bola di Indonesia diberhentikan.
CEO PSIS Semarang itu menyayangkan jika benar-benar kompetisi akan dihentikan.
Menurutnya jika wacana tersebut akan benar-benar terjadi, maka akan banyak pihak yang mendapatkan kerugian.
"Ya gimana lagi, kalau ini nanti justru dihentikan permanen ya pemain juga terancam nganggur dan tidak ada pemasukan setahun. Kan kasihan juga mereka," terang Yoyok, Senin (6/4/2020), seperti yang dikutip Tribunnews.com dari Tribun Jateng.
Meskipun demikian, jika skenario terburuk itu akan berlangsung, maka CEO Mahesa Jenar tersebut telah membuat langkah antisipasi yang diberlakukan untuk pemainnya.
Pihaknya dan PSIS Semarang berencana untuk memberikan tali asih kepada Hari Nur Yulianto cs selama satu tahun.
Yoyok menambahkan, bantuan yang diberikan kepada pemainnya tersebut berupa keperluan dasar rumah tangga.
Meskipun demikian, tentu kabar tersebut merupakan hal yang membahagiakan bagi pemainnya.
Baca: Pemain Asing PSIS Semarang Ingin Jadi WNI Dapat Dukungan dari Hari Nur Yulianto
Baca: Joko Ribowo Kiper PSIS Semarang Berharap Kompetisi Dilanjutkan
Mengingat klub asal Jawa Tengah tersebut langsung bergerak cepat membuat alternatif jika sewaktu-waktu lahan pekerjaan sang pemain ditutup sementara waktu.
Meskipun demikian, Yoyok saat ini hanya mampu berharap agar pandemi covid-19 yang melanda Indonesia dapat segera berakhir.
"Ya makanya semoga keadaan segera membaik. Agar kompetisi dapat berjalan kembali dan berdampak baik bagi semua pihak," harap CEO PSIS Semarang tersebut.
3. Persita Tangerang
Manajer Persita Tangerang, I Nyoman Suryanthara, merasa kompetisi lebih baik dihentikan dibandingkan dilanjutkan dalam keadaan dipaksakan.
"Ini sekadar usulan, pandangan kami. Kalau memang dihentikan mungkin lebih baik," kata Nyoman.
"Kenapa kami punya usul minta dihentikan? Karena situasi yang tidak menentu ini. Kami tidak mau nanti kompetisi bila dijalankan lagi keadaannya malah jadi dipaksakan," tambah Nyoman saat dihubungi BolaSport.com.
Nyoman mengaku belum tahu bagaimana sikap yang diambil klub lainnya soal kelanjutan kompetisi di tengah situasi saat ini.
Pasalnya, situasi COVID-19 di berbagai daerah berbeda-beda.
"Kalau melihat situasi sekarang, klub-klub pasti menunggu perkembangannya bagaimana. Saya tidak tahu bagaimana pandangan dari klub-klub lain," kata Nyoman.
Hal ini yang membuat Nyoman lebih memikirkan tentang situasi COVID-19 dibandingkan kelanjutan kompetisi.
"Usulan Persita juga kami lihat dari situasi di daerah sendiri, terutama Tangerang. Kami berdekatan dengan ibu kota yang sedang dalam zona merah," ujar Nyoman.
"Terus terang kami tidak berpikir untuk kompetisi bagaimana kelanjutannya."
"Kami lebih memikirkan keadaan yang sedang berkembang ini, fokus kami lebih ke situ," tambah Nyoman.
4. Bhayangkara FC
Menurut Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC, Sudarmadji apabila keputusan terbaik Liga 1 dihentikan maka pihak klub akan mengikuti bahkan mendukung opsi yang disediakan oleh PSSI.
Dikutip Tribunnews dari Tribun Jakarta, PSSI mempunyai opsi lain apabila Liga 1 2020 batal digelar pada 1 Juli mendatang.
PSSI merencanakan menghelat kompetisi pada September untuk mengisi kekosongan waktu hingga akhir tahun.
Namun rencana ini akan lebih dulu melihat bagaimana perkembangan Covid-19 terutama status darurat yang telah ditetapkan oleh BNPB dan Pemerintah Indonesia.
Jika 29 Mei status darurat belum juga dicabut atau malah ditambah bisa dipastikan Liga 1 2020 tak lagi diteruskan dan ada opsi untuk menggelar kompetisi singkat.
“Kalau memang kompetisi itu benar adanya dan memang liga tidak dilanjutkan, kami akan ikut dan kami akan dukung PSSI,"
"Karena sejauh ini kan kami memang selalu ikut apa yang dilakukan oleh PSSI. Tapi harus harus ditunggu ke depannya seperti apa,” kata Sumardji, Jumat (10/4/2020) seperti yang dikutip dari Tribun Jakarta.
Melihat situasi seperi ini, Sumardji mangajukan agar Liga 1 2020 ditiadakan.
Menurutnya jika dilanjutkan akan membahayakan pemain kecuali situasinya sudah aman.
“Sekarang kita tidak bisa berandai-andai untuk masalah Virus Corona ini. Kalau memang Juni tidak selesai, ya lebih baik liga dihentikan saja,"
"Karena nantinya kalau dilanjutkan akan ada efek yang tidak baik ke depannya dan kasihan juga pemain jika memang harus bermain di tengah pandemi virus tersebut,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Ipunk, Giri)