TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Persiba Balikpapan, Gede Widiade memberikan tanggapan pengunduran diri Ratu Tisha sebagai Sekretaris Jendral (Sekjen) PSSI.
Ratu Tisha telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Ketua Umum PSSI pada Senin (13/4/2020) dan juga telah mengumukan pengunduran dirinya melalui instagram resmi miliknya.
Tisha sendiri diangkat menjadi Sekjen PSSI sejak 17 Juli 2017 hingga pengunduran dirinya kemarin.
Dikutip Tribunnews dari Superball.id, Gede Widiade mengaku tidak terlalu kaget terkait keputusan yang diambil oleh Ratu Tisha.
Baca: Waketum PSSI Beri Penjelasan Mekanisme Pemilihan Sekjen, Calon Pengganti Ratu Tisha
Baca: BREAKING NEWS : Mundur Dari Sekjen PSSI, Ratu Tisha Diminta Bergabung ke Sriwijaya FC
Hal tersebut lantaran setiap organisasi atau federasi pengunduran diri merupakan hal yang wajar dan pasti selalu terjadi.
"Kalau dibilang kaget sekali tidak ya, karena di organisasi federasi sepak bola indonesia adalah hal yang wajar, lumrah." kata Gede saat diwawancarai Superball.id.
Gede juga menceritakan bagaimana kedekatannya dengan sosok Ratu Tisha setiap bertemu membicarakan sepak bola.
Bahkan kualitas Ratu Tisha mendapat pujian khusus oleh Ketum Persiba Balikpapan ini.
Seperti diketahui Ratu Tisha telah menciptakan berbagai terobosan selama menjabat sebagai Sekjen PSSI.
Baca: Tanggapan dan Apresiasi COO Bhayangkara FC Terkait Mundurnya Ratu Tisha Sebagai Sekjen PSSI
Baca: Kinerja Ratu Tisha di PSSI di Mata Legenda Sepakbola: Kurang Menghargai Mantan Pemain Timnas
Diantaranya seperti menggelar kompetisi usia muda alias Elite Pro Academy (EPA), Liga 1 Putri, lisensi kepelatihan AFC Pro, hingga meloloskan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
"Kalau Tisha saya dekat sekali, saya sering diskusi mengenai sepak bola. tetapi belakangan saya jarang komunikasi dengan tisha."
"Dia itu energik, cerdas, sangat menguasai sepak bola dalam artian sesungguhnya."
"Ada hal yang membedakan Tisha dengan yang lain kan dia bisa menorehkan beberapa langkah yang positif, yang belum pernah dilakukan oleh pejabat sebelumnya." puji Gede Widiade.
Kemudian eks bos Persija Jakarta ini juga memberikan pandangannya terkait sosok pengganti yang tepat sebagai Sekjen PSSI.
Menurut mantan manajer Timnas Indonesia U-23 di tahan 2015 ini, sosok pengganti selanjutnya harus dapat lebih baik terutama dalam hal komunikasi baik dengan Pemerintah maupun AFC dan FIFA.
"Tisha banyak positifnya, gausah ditutupin semua orang pasti tahu, tetapi negatifnya juga pasti ada."
"Kita cari orang yang pantas pengganti tisha, sebagai seorang sekjen yang ideal dengan memperhatikan kebutuhan organisasi saat ini."
"Kenapa berbeda, karena sekarang sepak bola modern, terbuka, tidak tertutup lagi, pemimpinnya juga semakin pinter, masyarakat juga semakin pinter, pemerintah juga semakin bagus, jadi mencari sekjen yang betul-betul mempunyai kemampuan kriteria tadi."
"Kita harus melihat federasi itu inginnya seperti apa, apakah seperti masa lalu yang membuat jarak dengan pemerintah atau harus bekerja sama dengan pemerintah, ini harus dilihat dulu."
"Menurut saya federasi tidak akan bisa berjalan baik apabila tidak dapat bekerja sama dengan stakeholder yang lain. Utamanya komunikasi dengan kepolisian, kementerian, pemerintah, masyarakat, dengan suporter."
"Prioritas kita bekerja sama karena induk organisasi AFC dan FIFA tapi harus ingat kita hidup di Indonesia. jadi kita tidak boleh lupa dengan hukum positif di indonesia dan kebiasaan disini." tutupnya.
Profil Ratu Tisha
Dilansir Tribun Wiki, Ratu Tisha lahir di Jakarta pada 30 Desember 1985.
Ratu Tisha lahir dari pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Jakarta.
Saat masih duduk di bangku SMA, Ratu Tisha sudah aktif di tim bola sekolahnya dengan menjadi manajer bagi timnya.
Berkat campur tangannya, tim bola sekolah Ratu Tisha berhasil meraih juara di beberapa turnamen.
Sebagai siswa berprestasi, Ratu Tisha juga pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar antar budaya negara AFS di Leipzig, Jerman.
Setelah lulus SMA, Ratu Tisha melanjutkan pendidikan strata satunya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan matematika.
Perjalanan Karir
Ratu Tisha yang dikenal sebagai Sekretaris Jenderal Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Sekjen PSSI) memang sudah menggemari dunia sepak bola sejak masih duduk di bangku sekolah.
Pada masa remajanya, Ratu Tisha sering kali menjadi manajer tim bola di sekolahnya.
Setelah duduk di bangku kuliah, Ratu Tisha bergabung dalam Persatuan Sepak Bola ITB (PS ITB).
Dalam tim tersebut Ratu Tisha menjadi bagian dari tim manajerial di bawah Liga Mahasiswa Jawa Barat dan Persib.
Ratu Tisha menyelesaikan pendidikan S1-nya pada 2008.
Setelah itu, Ratu Tisha mendapat tawaran untuk bekerja di sebuah perusahaan perminyakan Schlumberger.
Di tahun yang sama, Ratu Tisha juga mendirikan Lab Bola, yaitu sebuah usaha yang bergerak dalam bidang penyedia data analisis di dunia olahraga.
Pada 2013, Ratu Tisha melanjutkan pendidikannya di federasi sepak bola dunia, FIFA.
Ratu Tisha menjadi salah satu dari 28 orang dan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berhasil mendapatkan beasiswa FIFA.
Ratu Tisha mengambil beberapa bidang studi seperti Sport Humanity, Manajemen Olahraga, dan Hukum Olahraga.
Setelah menghabiskan satu setengah tahun pendidikan, Ratu Tisha berhasil lolos dengan posisi peringkat 7 dari 28 peserta.
Pada 2017, Ratu Tisha mengajukan diri menjadi salah satu calon sekjen PSSI saat Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020.
Ratu Tisha berhasil terpilih untuk menjadi Sekjen PSSI setelah mengikuti fit and proper test, atau tes uji kelayakan dan kepatutan.
Hal ini juga menjadikan Ratu Tisha sebagai perempuan pertama yang menjadi sekjen PSSI.
Ratu Tisha berhasil menyingkirkan 29 kandidat lainnya menggantikan Ade Wellington yang sebelumnya mundur dari jabatan tersebut.
Baca: Ketum PSSI Ungkap Persiapan Piala Dunia U-20 Mandek Terimbas Pandemi Covid-19
Baca: PSSI Jalin Komunikasi dengan FIFA, Agenda Piala Dunia U-20 2021 di Indonesia Belum Pasti
Prestasi Terbesar Ratu Tisha di PSSI
Banyak orang yang tentu mengingat bahwa salah satu tokoh kunci dibalik keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2021 adalah Ratu Tisha.
FIFA secara resmi telah menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia U20 2021, Kamis (24/10/2019).
Dalam bidding tuan rumah Piala Dunia U-20 2021, Indonesia berhasil menyisihkan Brasil dan Peru yang juga mengajukan diri.
Sekjen PSSI, Ratu Tisha, datang langsung ke Shanghai untuk melakukan presentasi.
Hasil presentasi PSSI tentang sepak bola Indonesia yang dibawakan Ratu Tisha mengundang decak kagum bagi FIFA.
Setelah presentasi, FIFA akhirnya mengumumkan Indonesia berhak menjadi tuan rumah event sepak bola yunior terbesar di dunia tersebut.
Berikut ini pernyataan pengunduran diri Ratu Tisha sebagai Sekretaris Jenderal PSSI:
"Dear Friends" sapa Ratu Tisha.
"Dear friends, Hari ini Senin, 13 April 2020, melalui surat, saya telah resmi mengundurkan diri dari posisi Sekretaris Jenderal PSSI".
"Saya bersyukur pernah meraih kesempatan bekerja untuk melayani Anggota PSSI, pemain, pelatih, wasit, match commissioner, instruktur, dan para pecinta sepakbola sejak 17 Juli 2017".
"Bersama-sama kita telah memeriahkan kursus kepelatihan dan perwasitan di berbagai provinsi, memutar rantai Amatir dan Elit Usia Muda".
"Membangun kerjasama dengan federasi kelas dunia, menghidupkan lini usaha kreatif, mengibarkan kembali sepakbola putri, dan puncaknya adalah terpilihnya Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20,".
"Sebuah kebanggaan yang tidak dapat terwujud tanpa dukungan Pengurus & Anggota PSSI, Pemerintah, dan stakeholder sepakbola, termasuk kamu; setiap individu yang sedang mendengarkan pesan ini,".
"Jangan pernah berhenti untuk mendukung sepakbola Indonesia,".
"Yakin selalu ada harapan bagi yang berdoa, selalu ada waktu yang tepat bagi yang bersabar & selalu ada jalan bagi yg tidak pernah lelah berusaha,".
"Pada suatu kesempatan dengan para sahabat, saya pernah berkata hati saya, kalau dibelah, isinya hanya sepakbola”.
"I have loved you for a thousand years, and I will love you for a thousand more Because we love football," pungkasnya.