TRIBUNNEWS.COM - Mantan pelatih Liverpool era 90-an, Graeme Souness belakangan jadi bahan perbincangan setelah ribut dengan bintang Manchester United, Paul Pogba.
Cibiran dan kritikan pun dilontarkan kedua belah pihak, ketika Graeme Souness membandingkan dirinya dengan Paul Pogba, bahkan hingga menyinggung soal raihan medali juara.
Terlepas dari itu, sejatinya kedua pemain merupakan pilar penting bagi timnya.
Baca: Trio Ujung Tombak Liverpool Dapat Pujian Dari Graeme Souness Mantan Pelatih Liverpool
Baca: Ole Gunnar Solskjaer Masih Butuh Paul Pogba di Manchester United
Baca: Paul Pogba Dapat Kritikan dari Legendaris Liverpool
Menyoal masalah medali, Graeme Souness dan Paul Pogba pernah menyabet medali bergensi bersama tim.
Graeme Souness memulai karier pesepakbola bersama tim Skotlandia, Tynecastle Colts sebelum bergabung dengan tim junior Tottenham pada tahun 1968.
Perjalanan karier Graeme Souness menemukan puncaknya ketika menjadi bagian Liverpool pada tahun 1978 hingga 1984.
Total 11 gelar dia sumbang untuk publik Anfied Stadium, dengan rincian 5 trofi Liga Utama Inggris, 3 trofi liga Champions, dan 3 trofi Super Cup Inggris.
Dan sebelum masa pensiun, dia sempat mengharumkan Glasgow Ranger dengan mempersembahkan dua gelar, satu Piala Liga Skotlandia, dan Piala Super Cupk Skolandia.
Setelah itu, dia tak berhenti di dunia sepak bola dengan menjadi pelatih Ranger tahun 1986 hingga 1991.
Pada tahun 1991, Graeme Souness menerima pinangan Liverpool sebagai kepala pelatih tim The Reds.
Musim pertama Souness bersama Liverpool cukup menjanjikan dengan memberikan satu gelar Piala bFA, meskipun klub finis di peringkat 6 pada akhir musim.
Souness juga membawa Liverpool melaju hingga babak perempaf final Piala UEFA dan babak keempat Piala Liga Inggris.
Ujung tombak yang menjadi andalan Souness kala itu adalah Dean Saunders.
Baca: Striker Terbaik Manchester United Pilihan Scholes yang Pernah Main Bersamanya
Satu musim berikutnya, Souness mendapat kesempatan untuk menggaet striker handal kala itu yakni Eric Cantona setelah disarankan oleh Michel Platini.
Namun, Souness menyia-nyiaakan kesempatan, yang membuat Cantona merapat ke klub sang rival Manchester United.
Bukan tanpa sebab, mengapa Souness enggan mendatangkan Cantona ke Anfield Stadium. Faktor usia menjadi alasan terbesar dibalik gagalnya transfer Cantona ke Liverpool.
"Kami telah memainkaan laga melawan Auxerre (November 1991) dan Michel Platini datang menemui saya."
"Dia mengatakan, dia memiliki pemain, si bocah bermasalah tetapi pemain yang tepat untuk tim, dia adalah Eric Cantona."
"Saya menjawab, saya (Souness) membutuhkan pemain bermasalah lainnya."
"Aku punya pemain (usia) 30 lebih yang aku mainkan, dan aku tidak membutuhkannya agar tidak lebih mendapat banyak kesulitan."
"Aku mencari sesuatu yang lain, aku bilang tidak, terima kash," kata Souness kepada Mail, dikutip dari Mirror.
Anggapan Souness kepada Cantona menjadi petaka, ketika Cantona mencapai kejayaannya bersama Manchester United pada tahun 1992 hingga 1997, setelah diboyong dari Leeds United.
Bersama Manchester United, Eric Cantona memberikan 11 gelar dan mendapat satu gelar pemain terbaik
Apesnya, Cantona pernah menjadi momok bagi Souness, ketika Manchester United bertemu Liverpool di final Piala FA tahun 1996.
Cantona mencetak gol semata wayang dalam pertandingan tersebut, yang membuat Man United meraih gelar ke-9 Piala FA.
Selain Eric Cantona, Souness juga pernah menolak kiper sensasional, Peter Scmeichel.
Diketahui, kiper andalan Manchester United pada era 90-an tersebut bermimpi untuk main bersama Liverool.
Bahkan saat itu dia rela mengeluarkan biaya pribadi untuk perjalanan dan penginapan untuk bisa bergabung dengan Liverpool, saat di bawah komando Souness.
Souness berdalih, dia masih memiliki kiper handal Bruce Grobbelaar dan David James kala itu.
Sayang, keputusan Souness dianggap keliru, peran penting Schmeicel di bawah mistar gawang turut membawa Man United raih treble winner tahun 1999.
(Tribunnews.com/Sina)