TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Pihak Liga Italia dikabarkan telah menyusun rencana cadangan, berjaga-jaga jika kompetisi musim 2019-2020 tidak bisa dilanjut.
Pemerintah Italia terus memperbarui perkembangan tentang bagaimana dan kapan Liga Italia musim 2019-2020 akan dilanjutkan setelah memasuki fase kedua dari kondisi pandemi Covid-19 mulai 4 Mei.
Karena tim tidak akan diizinkan berlatih bersama sampai 18 Mei, waktu berjalan sangat singkat untuk melanjutkan musim yang ditargetkan berakhir pada 2 Agustus.
Akibat kekhawatiran itu, pihak Liga Italia bersama dengan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dikabarkan sedang menyusun sebuah rencana cadangan jika musim ini tidak bisa dilanjutkan.
Rencana cadangan itu adalah mengadakan pertandingan play-off untuk menentukan juara Liga Italia 2019-2020 dan memperebutkan jatah kompetisi Eropa musim 2020-2021.
Meskipun begitu, gagasan untuk tidak memberikan gelar juara kepada siapa pun masih ada.
Hal tersebut disuarakan oleh para pemimpin Juventus untuk menghindari kontroversi dengan Lazio.
Masalah yang lebih besar adalah promosi dan degradasi karena klub yang dilatih oleh Filippo Inzaghi, Benevento, mengancam akan melakukan tindakan hukum jika mereka tidak promosi ke Serie A.
Hal tersebut dikarenakan Inzaghi merasa Benevento layak naik kasta setelah unggul jauh, 20 poin, di tabel klasemen Serie B.
Untuk mengakali itu, pihak Liga Italia merencanakan untuk tetap mengadakan promosi dan meniadakan degradasi.
Dengan begitu, gelaran Liga Italia 2020-2021 nanti akan diikuti oleh 22 klub.
Terlepas dari semua rencana itu, pihak Liga Italia dan klub pesertanya bersikukuh untuk menyelesaikan musim ini.
Keputusan tersebut muncul setelah 20 klub Liga Italia bertemu melalui video konferensi pada Selasa (21/4/2020) pagi waktu setempat.
Melalui sebuah pernyataan, ke-20 klub itu menyampaikan keinginan mereka.
"Dengan suara bulat dari 20 klub yang berdiskusi menyatakan seluruh klub berniat menyelesaikan musim jika pemerintah mengizinkannya dan akan sepenuhnya mematuhi aturan untuk perlindungan kesehatan dan keselamatan," bunyi pernyatan.
“Dimulainya kembali kegiatan olahraga dalam fase kedua akan berlangsung sesuai indikasi FIFA dan UEFA, dengan keputusan FIGC, serta akan dilakukan sesuai protokol medis untuk melindungi para pemain dan staf," demikian lanjutannya.