Laporan Wartawan Tribunnwes.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah berhentinya kompetisi karena pandemi Covid-19, persepakbolaan Indonesia sempat dihebohkan dugaan konflik internal pada operator Liga, PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Dugaan Nepotisme jadi akar masalahnya.
Dikabarkan anak Cucu Somantri, Pradana Aditya Wicaksana dapat jabatan sebegai General Manager PT LIB. Namun kabar itu buru-buru dibantah oleh Cucu Somantri.
Akan tetapi, Direktur Operasional Sujarno dan Direktur Keuangan Anthony Chandra Kartawirya justru membenarkan bahwa Pradana Aditya menjabat sebagai GM PT LIB tanpa melalui keputusan RUPS.
Soal polemik tersebut, Direktur Madura United, Haruna Soemitro membeberkan, klub-klub peserta kompetisi tengah mendesak agar PT LIB segera menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang membahas mengenai rencana bisnis di situasi seperti ini.
“RUPS luar biasa itu memang jadi tumpuan klub tapi caranya dalam rangka untuk meminta PT LIB menjelaskan rencana bisnis hari ini,” kata Haruna saat dihubungi wartawan, Rabu (29/4/2020).
“Memang ada tuntutan dari klub agar PT LIB segera menggelar RUPS luar biasa untuk memastikan rencana bisnis kalau kompetisi ini berhenti seperti apa, kalau berlanjut bagaimana. Dua hal itu saja yang menjadi bagain konsen klub hari ini,” jelasnya.
Sebelumnya, hal senada juga dikatakan Ketum PSSI, Mochamad Iriawan. Bahkan pria yang akrab disapa Iwan Bule itu turut menyinggung konflik internal di PT LIB.
“Sebagai entitas profesional, perseoran terbatas Liga Indonesia Baru atau lebih dikenal PT LIB sebaiknya segera melakukan rapat internal antara direksi, komisaris dan para pemegang sahamnya untuk fokus mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan,” kata Iwan Bule beberapa hari lalu.
“Dan tantangan ke depan pasca pandemi ini usia nanti, apakah itu melanjutkan liga atau kalau tidak dilanjutkan itu akan seperti apa rencana PT LIB selaku operator, serta bagaimana rencana bisnis akan dibuat setelah vakum sekian bulan ini dan sebagainya,”
“Bukan sibuk dengan kegaduhan internal yang sama sekali tidak menunjukkan itikad untuk fokus kepada pengembangan industrialisasi kompetisinya,” jelasnya.