News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Liga Inggris Diusulkan Kurangi Durasi Pertandingan, Tiap Babak Kurang dari 45 Menit

Penulis: Gigih
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Liga Inggris Diusulkan Mengurangi Durasi Pertandingan, Tiap Babak Kurang dari 45 Menit

TRIBUNNEWS.COM - Liga Inggris mendapatkan usul untuk mengurangi durasi pertandingan dari 90 menin menjadi hanya 60 menit.

Hal ini diungkapkan oleh CEO Proffesional Footballer Association (PFA) Gordon Taylor.

Hal ini, bertujuan demi keamanan para pemain.

Baca: Liga Inggris Berencana Gelar Pertandingan di Tempat Netral, Dilema Pemerintah dan Klub

Dikutip Tribunnews dari laman BBC, usul ini diutarakan Gordon Taylor dalam sebuah wawancara.

"Tentu ini bukan hal yang buruk, mereka (para pemain) tentu senang dan merasa aman," buka Gordon.

Taylor saat ini sedang berbicara mengenai pemain yang kerap merasa kelelahan, dengan begitu banyak pertandingan.

Solusi untuk mengurani waktu diharapkan akan bisa mengurangi faktor kelelahan dari para pemain.

"Kami tidak tahu masa depan tetapi kami tahu rencana apa yang telah diajukan, ide apa yang telah dibahas

Jumlah pergantian pemain yang bertambah misalnya, tentu ini membuka kesempatan menggelar pertandingan kurang dari 45 menit tiap babak ataupun laga di tempat netral,"

"Idealnya, Anda ingin menjaga integritas kompetisi, dan tentu saja, itu tentang bermain di kandang dan tandang dan memiliki skuad pemain yang sama seperti sebelum ditangguhkan.

"Kenyataan bahwa dalam olahraga profesional, anda harus sangat bekerja keras, anda juga harus dapat bangkit dengan cepat,saya memikirkan para pemain dalam organisasi (PFA) .

"Jadi itu masih dalam proses dan kita hanya harus menunggu dan melihat, dan melihatnya setiap hari dan melihat apakah itu dapat dicapai.

Tetapi jika kita tidak mencoba, maka itu tidak akan pernah bisa dicapai,"

"Ada banyak hal yang harus dibuat, tetapi di atas semua, dapatkah musim diselesaikan dan dapat diselesaikan dengan aman?"

 Namun, hal ini langsung dibantah oleh CEO EFL, Rick Parry yang menyebut, itu adalah ide yang tidak tepat.

"Tidak ada pembahasan tersebut (perngurangan durasi), itu cukup gila," ujar Rick.

 Rick Parry juga mengkritik kebijakan dari Premier League mengenai "parachute payments".

Lalu apa itu Parachute Payments?

Parachute Payments adalah subsidi dari Premier League kepada klub-klub yang terdegradasi dan tim promosi, yang bisa digunakan di musim depan.

Pun bagi klub promosi,parachute payments juga diberikan sebagai bantuan finansial untuk membeli pemain.

Bantuan ini tidak lepas dari perbedaan nilai kontrak pemain ketika berlaga di Premier League dan Championship Division.

Parachute Payments membantu klub yang terdegradasi untuk transisi keuangan mereka untuk membayar pemain.

Juga membantu tim yang promosi untuk berinvestasi membeli pemain agar bisa bertahan di Premier League.

Parachute Payments mendapatkan kritik dari Ricky Parry yang merupakan mantan CEO Liverpool, menurutnya, kebijakan itu sangat tidak adil dan harus dihapuskan.

Namun dikutip dari laman Sky Sports, pihak Premier League tidak melihat adanya kerugian dari kebijakan ini.

Menurutnya, Parachute Payments sangat berdampak positif bagi tim promosi ataupun yang terdegradasi.

"Parachute Payments sangat membantu tim-tim promosi untuk berinvestasi di skuat mereka,

Dan bagi klub yang terdegradasi ini membantu mereka dalam penyesuaian biaya operasional klub," ujar juru bicara Premier League tersebut.

"Kami tidak melihat adanya dampak negatif dari parachute payments di Championship Division, persaingannya masih sangat sehat dan ekosistem yang bagus," tutup juru bicara tersebut.

Sebelumnya, beberapa klub Liga Inggris mengajukan kebijakan baru musim ini dengan meminta tidak adanya dergradasi.

Pada pertemuan yang digelar Jumat (1/5/2020) semua klub Liga Inggris sepakat untuk kembali menyelesaikan musim 2019/2020.

Tetapi, isu berhembus mengenai kemungkinan untuk meniadakan degradasi untuk musim ini.

Baca: AS Roma dan Beberapa Klub Liga Italia Lainnya Umumkan Kembali Berlatih

Dikutip Tribunnews dari Independent dan ESPN, wabah virus corona ini memberikan dampak bagi semua tim kontenstan Liga Inggris.

Premier League, berencana menggelar pertandingan di tempat netral.

Beberapa klub seperti Brighton and Hove, Southampton dan West Ham menentang adanya kebijakan ini.

Sebagai gantinya, mereka mengusulkan tidak adanya degradasi untuk musim ini, karena mereka yang membutuhkan poin untuk terhindar dari degradasi, kehilangan keuntungan sebagai tuan rumah sebuah pertandingan apabila bertanding di tempat netral.

Kebijakan ini, masih akan dibahas pada pertemuan Jumat (8/5/2020).

Liga Inggris memang harus dilanjutkan apapun skenario yang akan dikeluarkan.

Pasalnya, klub-klub Liga Inggris bisa mengalami kerugian sebesar 1,1 miliar Poundsterling apabila Liga tidak berlanjut.

Dengan masih adanya perdebatan mengenai kelanjutan Liga Inggris di tengah pandemi corona, beberapa pihak mengingatkan mengenai risiko finansial yang dialami klub-klub Liga Inggris.

Pasalnya, Liga Inggris sejauh ini tidak memiliki keamanan secara finansial apabila Liga terhenti.

Baca: Liga Spanyol Siap Bergulir Kembali, PM Spanyol Isyaratkan Digelar Tanpa Penonton

Baca: AS Roma dan Beberapa Klub Liga Italia Lainnya Umumkan Kembali Berlatih

Dikutip Tribunnews dari laman The National dan The Athletic, Liga Inggris bisa berpotensi menelan kerugian besar ditambah dengan kemungkinan hutang kepada beberapa pihak.

Secara total, kerugian 1,1 miliar Poundsterling akan dialami total 20 klub peserta Liga Inggris.

Meskipun beberapa klub memiliki perjanjian atau polis asuransi, tentu tidak membuat mereka aman secara finansial.

Pasalnya, saat ini, berbagai sektor sedang limbung karena wabah corona yang sedang meluas.

The Telegraph bahkan memperediksi, adanya kemungkinan tim-tim Liga Inggris tidak akan mengeluarkan biaya transfer dan hanya akan melakukan barter pemain karena kesulitan finansial.

Kekhawatiran ini tidak lepas dari ucapan dari Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe, yang menyebut kemungkinan besar semua pertandingan sepak bola tidak akan bisa dimulai hingga September 2020.

Ditambah lagi, adanya kabar sejumlah pemain Liga Inggris dikabarkan tidak ingin Liga kembali bergulir.

Dengan kasus wabah virus corona yang masih meluas, membuat para pemain Liga Inggris enggan untuk kembali bertanding.

Hal ini membuat peluang Liga Inggris dihentikan semakin besar.

Baca: Liga Italia Berpeluang Besar Dihentikan Karena Wabah Corona, Susul Liga Prancis dan Liga Belanda

Dikutip Tribunnews dari laman ESPN, keraguan para pemain Liga Inggris untuk kembali bertanding semakin meningkat belakangan ini.

Jurnalis ESPN, Alex Shaw melaporkan, keraguan tersebut tidak lepas dari virus corona yang makin meluas di Inggris.

Menurut para pemain, operator Liga Inggris tidak menganggap wabah corona sebagai hal yang serius, sehingga memaksa Liga Inggris tetap bergulir.

Sejauh ini operator Liga Inggris, Premier League meluncurkan Project Restart, untuk memulai kembali Liga Inggris, dengan Arsenal, Brighton and Hove dan West Ham dikabarkan akan kembali berlatih Senin depan.

Dalam laporan ESPN, juga menyebutkan kerugian apabila Liga Inggris tidak kembali bergulir.

Namun, apapun yang dilakukan Porject Restart tidak akan berarti apa-apa, bila Pemerintah UK melalui kementerian kesehatan tidak menyetujui bergulirnya Liga Inggris.

UEFA sebagai induk tertinggi sepakbola Eropa, memberikan deadline hingga 25 Mei 2020 terkait keberlangsung Liga-liga di Eropa, apakah dilanjutkan atau dihentikan.

Ini juga membantu untuk merancang rencana dan strategi untuk menyusun musim 2020-2021.

Pemerintah Inggris mendukung penuh kembali bergulirnya Liga Inggris 2020.

Sempat terhenti karena wabah corona, Liga Inggris dikabarkan akan kembali bergulir pada 8 Juni 2020.

Beberapa tim bahkan akan kembali memulai latihannya pada pertengahan Mei.

Baca: BREAKING NEWS : PSG Dinobatkan Menjadi Juara Ligue 1 Perancis, Lyon Gigit Jari

Dikutip Tribunnews dari The Telegraph dan The Athletic, Liga Inggris tetap akan bergulir, meskipun dengan skenario-skenario tertentu.

Di antaranya adalah pertandingan yang akan digelar tanpa penonton dan para pemain akan menginap di satu tempat yang sama sebelum bertanding.

Ditambah lagi akan ada skema mengenai tes kesehatan bagi para pemain dua kali sebelum laga.

Sistem yang digunakan untuk latihan pun akan ditentukan, berupa grup kecil yang berisi 5-6 pemain dan di bagi ke beberapa lapangan.

Diyakini, kemenetrian kesehatan ataupun Perdana Menteri UK, Boris Johnson menyetujui rencana ini dan akan bertemu dengan perwakilan Liga Inggris pada hari Jumat (1/5/2020) sore waktu setempat.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini