TRIBUNNEWS.COM - Inter Primavera (U-19) menerima pil pahit dalam dua episode Dream Chasers Inter sebelumnya, skuat Stefano Vecchi takluk dari AC Milan dan Chievo dengan skor identik 2-1 dalam lanjutan Liga Primavera 2017/2018.
Xian Emmers dan kolega lebih mendominasi jalannya pertadingan dalam dua laga tersebut. Namun ternyata, dominasi tak cukup kuat untuk memberikan mereka tiga poin.
Kesalahan kembali terulang, Inter rapuh di babak kedua, terutama ketika memasuki pertengahan hingga waktu normal berakhir.
Baca: Dream Chasers Inter eps 3 - Seutas Cerita Toldo Soal Liga Champions, Momen Bersejarah Nerazzurri
"Pada babak kedua kami melakukan kesalahan konyol."
"Dalam sepak bola, kita dihukum atas kesalahan kita," ungkap Vecchi pascamenghadapi Chievo dalam Dream Chasers Inter episode 3 di Mola TV.
Skuat muda Nerazzurri tak boleh terlena dengan hasil minor ini, karena di depan mata dalam jangka waktu dua hari pascamenghadapi Chievo, mereka akan berhadapan dengan Spartak Moscow lanjutan Liga Muda UEFA babak 32 besar.
Sebelum menghadapi skuat Spartak Moscow, pemain Inter Primavera mendapatkan libur untuk memulihkan mental dan fisik.
Baca: Dream Chasers Inter eps 2 - Manajer Tim: Bersikap Dewasa atau Tertinggal, Komitmen dan Konsisten
Bagi pemain Primavera, Liga Muda UEFA seperti Liga Champions di tim utama, turnamen sepak bola paling bergengsi di Eropa.
Pada babak play off Liga Muda UEFA hanya 32 tim yang tersisa, jika tidak ada pemenang dalam 90 menit, laga langsung dilanjutkan ke babak penalti.
Tekanan besar dihadapi pemain muda Inter terutama dari sektor penjaga gawang. Oleh sebab itu, Vecchi menyiapkan pemainnya, Marco Pisardo dan Vladan Dekic, agar bisa mengatasi babak tos-tosan.
"Musim ini kami mendapatkan kesempatan bermain pada tengah pekan, pentas di UEFA dan Piala Italia, karena itu saya akan melakukan rotasi agar semua pemain bisa bermain," ungkap Vecchi.
"itu penting karena semua pemain harus menunjukkan kualitas yang mereka miliki," imbuh dia.
Baca: Dream Chasers Inter eps 2 - Jalan Terjal Penggawa Nerazzurri, Tak Selalu yang Terbaik Berhasil
Hari pertama, tim menjalani latihan ringan bersama. Hari berikutnya menyesuaikan dari porsi latihan pada hari pertama, namun ketambahan menu latihan kecepatan, kekuatan, dan mengantisipasi perubahan arah yang mendadak.
Pada hari ketiga, Nerazzurri muda latihan kaki, kemudian hari berikutnya latihan bola tinggi, mengumpan silang ke kotak penalti serta penguasaan bola di kotak penalti.
Pada sesi latihan terakhir sebelum pertandingan, tim pelatih beserta pemain melakukan evaluasi dari apa yang telah dilakukan dalam sesi latihan.
Jelang laga lawan Spartak Moscow, Pissardo dan Dekic mendapatkan dukungan dari rekan satu timnya.
Bagi seorang Marco Pissardo, pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang itu harus gila dan berani.
"Anda harus sedikit idiot atau tidak bisa melakukannya."
"Menyodorkan wajah Anda ke kaki pemain lawan. Jika Anda normal Anda tidak akan mau melakukannya karena anda takut."
"Impian saya saat ini menjadi pesepak bola profesioanl," ucap mantan pemain Varese ini.
Baca: Dream Chasers Inter eps 1 - Balas Dendam Milan dalam Derby Della Madonnina di Liga Primavera
Sementara bagi Dekic, tanpa kerja keras, tak mungkin akan mendapatkan hasil yang maksimal.
"Jika Anda bekerja keras akan mendapatkan hasilnya, mungkin tidak untuk saat ini, bisa saja lima tahun mendatang," ungkap Dekic.
Saat menjalani latihan terpisah dengan rekan-rekannya, keduanya tampak akrab. Seperti yang diutarakan Pissardo, "Tidak ada persaingan diantara kami."
Penasaran dengan kisah kelanjutan perjalanan skuar Nerazzurri muda ketika menghadapi Spartak Moscow ?
Tayangan Dream Chasers Inter bisa disaksikan melalui aplikasi dan website Mola TV dengan berlangganan program Corona Care Mola TV.
Dana yang Anda bayarkan untuk berlangganan sekaligus menjadi donasi, yang akan dilipatgandakan Mola TV dalam membantu pemerintah memerangi Covid-19 di Indonesia.
(Tribunnews.com/Sina)