TRIBUNNEWS.COM - GM (General Manager) Arema FC, Ruddy Widodo mengeluhkan kondisi finansial klubnya yang saat ini tengah terpuruk.
Tak adanya pemasukan akibat kompetisi yang ditangguhkan membuat klub-klub kontestan Liga 1, termasuk Arema FC mengalami defisit.
Arema FC mengalami kendala keuangan akibat pemasukan untuk klub lebih sedikit dibandingkan pegeluarannya.
Baca: Ruddy Widodo: Arema FC Keberatan Jika Kompetisi Digelar Tanpa Penonton
Baca: Dendi Santoso, Ulang Tahun ke-30 dan Bukti Kesetiaan Arek Malang Kepada Arema FC
Satu diantara pengeluaran yang dilakukan oleh pihak Arema FC ialah untuk memenuhi hak pemain hingga pelatih yang berupa gaji.
Kendati PSSI telah mengeluarkan kebijakan anyar menyoal besaran gaji yang harus dibayarkan oleh setiap klub, namun menurut pria Ruddy Widodo nominal tersebut masih sangat besar.
Klub-klub Liga Indonesia memiliki kewajiban membayarkan gaji pemain hingga pelatih sebesar 25 persen dari gaji yang sesungguhnya.
“Tampaknya 25 persen gaji itu lebih ringan daripada nominal gaji yang biasa dikeluarkan klub," terang Ruddy Widodo seperti yang dikutip dari laman Wearemania.
"Namun, lebih baik di saat normal, kami menggaji sampai satu miliar tak masalah, karena ada pemasukan," tambahnya menjelaskan.
Ruddy pun mengakui bahwa timnya saat ini tidak memperoleh pemasukan sejak bulan Maret lalu.
"Masalahnya sekarang ini klub tidak ada pemasukan sejak Maret," ujar GM Arema FC.
Disinggung mengenai cara untuk mengatasi polemik tersebut, Ruddy Widodo mengaku memiliki solusinya.
Ialah menagih apa yang telah dijanjikan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku promotor penyelenggara.
PT LIB sendiri memang menjanjikan akan memberikan subsidi kepada klub-klub kontestan Liga 1
Namun untuk pemberian yang dibulan Maret hingga saat ini belum dibayarkan oleh pihak penyelenggara.
"Makanya kami sepakat menagih dana komersil (subsidi) sebagai salah satu sumber pemasukan klub,” kata Ruddy menjelaskan.
GM Singo Edan itu pun juga sedikit mengomentari masalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PTyang akan berlangsung, Senin (18/5/2020).
Diadakannya RUPS Luar Biasa bertujuan untuk memperjelas bagaimana kompetisi sepak bola di Indonesia musim ini.
Nantinya dalam RUPS Luar Biasa itu juga akan membahas mengenai kontrak pemain hingga kondisi finansial klub.
"Dalam RUPS luar biasa, kami juga akan menanyakan rencana bisnis PT LIB seperti apa."
"Rencana bisnis kalau kompetisi dilanjutkan, juga rencana bisnis kalau kompetisi ini dihentikan. Ini juga berkaitan dengan keuangan klub,” imbuhya menjelaskan.
Baca: Tanggapan Arema FC & Persebaya Surabaya Soal RUPS: Manajemen Ucapkan Terima Kasih
Baca: Arema FC Ingin Liga 1 2020 Dihentikan & Gantinya Kompetisi Musim Depan Digelar Lebih Awal
Kompetisi Liga 1 2020 ditangguhkan hingga 29 Mei akibat pandemi virus Corona
Lanjutan liga dapat kembali bergulir jika kondisi telah di rasa aman maupun pemerintah mencabut status kondisi darurat.
Namun dengan kondisi yang seperti ini, kecil kemungkinan Liga 1 dan Liga 2 dapat kembali bergulir.
Selain itu, ia berharap agar usulan klub-klub Liga 1 2020 dapat didengarkan soal kompetisi jika nantinya dihentikan.
Pahit-pahitnya nanti Liga 1 dihentikan secara total, PSSI tidak perlu mengadakan turnamen pengganti.
Sebagai gantinya, kompetisi musim depan dapat diajukan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.
(Tribunnews.com/Giri)