Menurutnya, kompetisi bisa digulirkan kembali dengan syarat tanpa penonton dan dengan penerapan ketat protokol kesehatan
Namun dia menekankan faktor disiplin masyarakat dalam penerapan protokol tersebut.
"Masih tingginya tingkat penularan dan masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam menaati protokol kesehatan mitigasi covid-19, maka digulirkannya kembali kompetisi Liga 1 dan Liga 2 seperti semula tentu saja sangat membahayakan," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (28/5/2020).
Selain itu, Delif menegaskan pengurus pusat beserta operator penyelenggara kompetisi Liga Indonesia harus memiliki banyak opsi jelang berakhirnya status darurat bencana Covid-19 yang dijadwalkan berakhir 29 Mei oleh BNPB.
Baca: Daftar Klub yang Ingin Liga 1 2020 Kembali Digelar: Klub Promosi Persiraja Satu Barisan Persib-Arema
Baca: Soal Hasil Rapat Virtual PSSI Terkait Nasib Liga 1, Umuh Muchtar: Jangan Gegabah
"Menurut saya PSSI dan Operator harus secepatnya mengambil keputusan selambatnya sebelum akhir bulan ini apakah kompetisi dilanjutkan atau dihentikan, karena keputusan ini sangat dinanti-nanti oleh klub peserta," jelasnya.
Terkait wacana pemberlakuan protokoler 'New Normal', Delif menjelaskan pertandingan sepakbola dapat digulirkan. Hanya, tidak dapat dihadiri para suporternya.
"Dalam masa New Normal kegiatan olahraga khususnya sepakbola dapat tetap dilakukan walaupun dengan pembatasan-pembatasan terutama dalam sisi penonton (tanpa penonton)," ungkapnya.
Delif pun mengajak semua pihak untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru tersebut demi memutus rantai Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan dan meresahkan.
"Hal ini harus kita biasakan dalam masa New Normal dengan harapan tahun depan semuanya kembali normal. Kegiatan sepakbola harus tetap berjalan dalam kondisi ini. Kompetisi, pembinaan dan persiapan timnas jangan sampai terhenti dengan tetap menerapkan protokol kesehatan mitigasi covid-19," katanya.