Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bek sayap Persija Jakarta, Alfath Faathier menceritakan perjuangan panjang untuk bisa sampai ke titik seperti saat ini yakni berkarier di sepak bola profesional.
Perjalanan Alfath Faathier untuk bisa masuk ke tim sepak bola profesional dan dikenal oleh publik sepak bola di Indonesia tidak mudah.
Cita-cita besarnya untuk bisa membanggakan orang tua dan neneknya akhirnya bisa terwujud setelah melewati perjuangan besar sejak meniti karier dari usia junior.
Pemain kelahiran Purwakarta, Jawa Barat, itu pertama kali terjun ke dunia sepak bola saat masih kelas empat Sekolah Dasar (SD).
Alfath turut masuk ke salah satu Sekolah Sepak Bola (SSB) di Jawa Barat yakni Bina Muda Utama untuk mengasah skill dan juga kemampuan olah bolanya.
Namun ketika sudah menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Alfath tidak lagi melanjutkan menjalani pelatihan di SSB.
Salah satu alasannya yakni karena tidak ada biaya dan juga dari keluarga tidak ada yang menekuni dunia sepak bola.
Setelah tidak lagi berlatih di SSB, Alfath banting setir dengan menjalani olahraga lain yakni sepak takraw.
Pemain berusia 24 tahun itu sukses membawa sekolahnya SMPN 40 Bandung menjuarai ajang O2SN cabang olahraga sepak takraw.
Hadiah yang diterimanya saat itu dari hasil berlaga di sepak takraw mendapatkan uang sebesar Rp900 ribu.
Tak berpikir panjang, uang tersebut langsung digunakan Alfath Faathier untuk kembali mengembangkan kemampuannya di SSB.
“Saat SMP saya mendapat beasiswa 900 ribu rupiah karena berhasil membawa sekolah saya juara sepak takraw. Waktu itu orang tua bertanya uang ini untuk apa, saya jawab untuk kembali masuk SSB,” kata Alfath Faathier.
Seiring berjalannya waktu, bakat Alfath mampu tercium dan bisa menembus tim Diklat Persib Bandung pada tahun 2014.
Baca: Paul Pogba Saat Gabung di Juventus Beberapa Hari Kemudian Langsung Main Bagus kata Giorgio Chiellini