TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komite Eksekutif PSSI, Hasani Abdulgani menuturkan ada hal positif dan negatif jika kompetisi Liga 1 dilanjutkan pada bulan September.
Menurut Hasani Abdulgani, melanjutkan kompetisi Liga 1 pada bulan September merupakan opsi yang paling realistis saat ini.
Hal itu kaena kondisi pandemi virus corona yang belum menunjukkan pelandaian kurva hingga awal Juni 2020.
Hasani memperkirakan bulan Juli menjadi titik balik penurunan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Kemudian bulan Agustus menjadi waktu yang juga bisa dimanfaatkan untuk persiapan klub.
Pada September, kompetisi pun dapat dilanjutkan kembali.
"Kalau memang Juli kurva pandemi ini menurun, Agustus kita sudah mulai, jadi September sudah bisa menggelar kompetisi. Itu perhitungan saya," kata Hasani Abdulgani.
Lebih lanjut, dengan melanjutkan kompetisi pada bulan September, Liga Indonesia akan memiliki keuntungan sekaligus kerugian.
Salah satu kerugian apabila liga dilanjutkan pada bulan September adalah bertabrakan dengan agenda AFF yang padat di akhir tahun.
"Masalahnya adalah di wilayah Asia Tenggara, kalau kompetisi dilakukan di sekitar September hingga akhir tahun, itu banyak sekali berbenturan dengan jadwal AFF," ujar Hasani.
Namun demikian, hal positifnya adalah liga yang mulai bergulir pada bulan September dapat sejalan dengan kalender FIFA.
Hal ini juga akan mengutungkan bagi agenda timnas Indonesia yang merujuk pada kalender FIFA.
"Tetapi, ada plusnya, jadi kita mengikuti standar Liga Eropa, jadi cenderung mengikuti kaleder FIFA. Hal ini akan menguntungkan buat timnas Indonesia," tambah Hasani.
Kompetisi yang dilanjutkan pada bulan September ini kemungkinan akan berakhir pada bulan Mei atau Juni tahun depan dengan kata lain kompetisi berganti format menjadi musim 2020-2021.