TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kepastian soal adanya kelanjutan Liga 1 membuka lagi harapan pelatih Persib Bandung, Robert Alberts, untuk mengukir "prasasti" di Indonesia.
Meski mempunyai reputasi bagus di kompetisi Tanah Air, Robert Alberts sudah satu dekade puasa gelar juara.
Prestasi terbaiknya ditorehkan pada musim 2009/2010. Ia mempersembahkan dua gelar sekaligus untuk Arema FC, Liga Indonesia dan Piala Indonesia.
Dua gelar tersebut merupakan kenangan termanis pelatih yang kini dua musim bersama Persib Bandung itu.
"Itu awal yang bagus dan saya cukup beruntung. Meraih gelar juara bersama Arema bisa tidak saya duga dan itu tak bisa dilupakan," katanya kepada awak media belum lama ini.
Dua periode bersama PSM Makassar lalu bersama Persib Bandung, ia berusaha mengulang sukses serupa.
"Meraih gelar juara adalah hal yang paling luar biasa untuk setiap pelatih klub. Ini yang ingin saya dapat bersama Persib," ucapnya.
Musim pertamanya bersama Maung Bandung, 2019, pelatih asal Belanda itu hanya mampu membantu timnya finis di posisi enam.
Pencapaian yang lebih buruk daripada musim sebelumnya itu memang bukan sepenuhnya kegagalan Robert Alberts.
Pada awal musim, ia hanya melanjutkan skuat pilihan pelatih sebelumnya, Miljan Radovic.
Penampilan menawan Persib Bandung selama tiga laga awal Persib di Liga 1 2020 membangkitkan harapan bobotoh untuk merayakan juara liga seperti pada 2014.
Persib dan bobotoh bisa berharap banyak pada jebolan akademi Ajax Amsterdam, Belanda, itu. Ia nyaris meraih trofi bersama PSM Makassar.
Semusim bersama Arema FC dan langsung meraih sukses ganda, Robert langsung direkrut PSM Makassar.
Dualisme kompetisi, LPI dan LSI, membuat Robert Alberts menguburkan asa untuk kembali meraih trofi.