TRIBUNNEWS.COM - Tak bisa dipungkiri bahwa dominasi yang dimiliki oleh Liverpool dalam dua musim terakhir memang sangatlah terasa.
Liverpool sejak ditangani oleh Jurgen Klopp di tahun 2015 perlahan namun pasti menunjukkan kembali eksistensinya sebagai tim kuat di Eropa dan Dunia.
Puncak penampilan Liverpool bersama Jurgen Klopp ialah di musim 2018/2019, saat The Reds berhasil merengkuh trofi Liga Champions.
Di partai puncak, tim asal Kota Merseyside itu berhasil mengalahkan lawannya yang juga berasal dari Liga Inggris, Tottenham Hotspur.
Baca: Liverpool Juara Liga Inggris, Ini Respons Pep Guardiola
Baca: Tak Peduli Covid-19, Ribuan Penggemar Liverpool Tumpah Ruah Rayakan Kesuksesan Juara Liga Inggris
Secara beruntun, Liverpool juga menyumbangkan trofi Super Eropa maupun Piala Dunia Antar Klub di tahun 2019.
Permainan ciamik yang dimiliki oleh Liverpool tak bisa dipungkiri merupakan hasil kerja dari Jurgen Klopp.
Datang dari komptisi Bundesliga Jerman, Klopp mengubah gaya main Liverpool lebih atraktif.
Permainan Gegenpressing yang dikombinasikan serangan cepat membuat The Reds sejauh ini sulit dihentikan pergerakannya.
Praktis, puncak karier Jurgen Klopp dan waktu mengembalikan dominasi Liverpool ialah kala menjuarai Liga Inggris musim ini.
Bahkan secara heroik, Liverpool merengkuh trofi yang ditunggunya selama 30 tahun lewat margin selisih 23 poin dengan Manchester City yang menempati posisi kedua.
Trio Firmansah (Firmino-Mane-Salah) menjadi tridente andalan Jurgen Klopp di barisan penyerangan.
Ketiganya merupakan bukti nyata bagaimana awal mula dominasi The Reds terbentuk.
ketiga pemain depan tersebut secara bergantian saling melengkapi guna mengisi kekosongan lini depan Liverpool.
Kendati demikian, beberapa opini mulai bermunculan terkait dominasi Liverpool yang terancam runtuh di musim depan.