Semua bermula dari masuknya Maurizio Sarri dan hengkangnya Massimiliano Allegri setelah tersingkir di Liga Champions menghadapi Ajax Amsterdam.
Lo Stilo Juve, seolah menghilang ketika menghadapi Ajax Amsterdam, tidak ada identitas tim, yang membuat Presiden klub geram.
Itulah alasannya, langkah radikal diambil Juventus pada awal musim dengan mendatangkan Maurizio Sarri dari Chelsea.
Tetapi, masalah tidak selesai, pasalnya ada perubahan besar di lini depan sejak musim lalu.
Juventus, akan turun dengan penyerang andalan mereka: Gonzalo Higuain, Paulo Dyabala hingga sang megabintang Cristiano Ronaldo.
Nampak lengkap dan apik tetapi ada masalah besar yang tersaji di lini depan.
Juventus akan turun dengan skema 4-3-3 atau 4-1-2-1-2, dengan ketika bertahan akan berubah menjadi 5-3-2.
Yang terjadi, adanya penumpukan peran ketika Dyabala dipaksa menjadi 'no.10' di belakang Higuain dan Cristiano Ronaldo.
Benar 84 persen gol Juventus sejauh ini dicetak trisulanya, tetapi strategi trisula yang dipaksakan tersebut membuat lini tengah bermain tanpa struktur yang jelas.
Biasanya, Bernardeschi, Rodrigo Bentancur dan juara Piala Dunia Blaise Matuidi akan dimainkan sebagai 3 gelandang dengan fungsi menyerang dan bertahan, ini tepat karena Juventus membutuhkan lebih banyak keseimbangan.
Tetapi, ketiganya tidak punya kemampuan dinamis untuk saling mengisi celah ketika menyerang, sehingga kerap tercipta jarak yang jauh antara lini serang dan tengah.
ketika membentuk formasi 'diamond' Juventus bermain tanpa identitas yang jelas, dan tidak jarang Bernardeschi, Bentancur dan Matuidi akan bermain sejajar dan nampak tidak efektif karena cenderung rapat dan tidak melebar.
Menghadapi Napoli adalah bukti jelas dari ketidakseimbangan Juventus di lini tengah.
Baca: Dejan Kulusevski Ditantang untuk Membuktikan Dirinya Layak Dibeli Mahal oleh Juventus
Baca: 4 Laga Sulit Beruntun Hadang Lazio, Konsistensi jadi Kunci Raih Gelar Scudetto Liga Italia
Maurizio Sarri paham betapa menakutkannya trisula Napoli, Insigne-Mertens, Callejon dalam menyusun serangan balik,maka dari itu, ia menurunkan Pjanic dan bukan Bernardeschi sejak awal, tujuannya agar jarak antar lini tengah tidak renggang.