TRIBUNNEWS.COM - Target tinggi yang dibebankan PSSI ke pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mendapat sorotan dari Media Vietnam, Zing.vn.
Mereka menyebut PSSI hanya bisa berkhayal dengan memberikan target sulit, tak hanya ke Shin Tae-yong tetapi kepada para pelatih terdahulu timnas Indonesia.
Kritik juga menyoroti konflik antara pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dan PSSI beberapa waktu lalu.
Baca: Kronologi Konflik Shin Tae-yong dan Indra Sjafri: Sudah Minta Maaf, Diminta ke Luar dari Ruang Rapat
Baca: Kasihan Shin Tae-yong, Mungkin Ada Orang di Balik Layar. . . .
Dalam berita berjudul 'Shin Tae-yong Tak Kompeten atau Sepakbola Indonesia Berkhayal?', Zing menyoroti sikap PSSI yang dinilai kurang bijak dalam memperlakukan para pelatih timnas Indonesia.
Zing sendiri tidak hanya melihat kasus terkini yang melibatkan Shin Tae-yong dan PSSI.
Zing juga berkaca pada cerita-cerita pahit yang pernah dialami oleh para pelatih timnas Indonesia terdahulu seperti Luis Milla dan Simon McMenemy.
"PSSI selalu tahu cara terburuk memutus kontrak. Luis Milla mengunggah status ketika diputus kontraknya. Dia berkata sepak bola Indonesia diatur dengan cara yang buruk, tidak profesional, dan tidak menghargai kontrak," tulis Zing seperti dikutip Bolasport.com.
Baca: PSSI Pastikan Kompetisi Berlanjut, Persija Jakarta Diminta Tak Ajukan Jadi Tuan Rumah Liga 1 2020
Baca: Bung Towel: PSSI Harus Dukung Shin Tae-yong 100% Ketika Kembali ke Indonesia
"Satu tahun kemudian giliran Simon McMenemy pergi dari Indonesia dengan memalukan," tulis Zing lagi.
Zing memberikan kritik pedas kepada PSSI yang dinilai tak bisa mengayomi para pelatih timnas Indonesia.
"Indonesia telah mengeluarkan dana besar-besaran untuk merekrut tiga pelatih top, tapi memperlakukan mereka seperti karyawan biasa," tulis Zing.
"Mereka seakan dianggap tak punya latar belakang kemampuan melatih tim yang baik. Padahal sebaliknya," tulis Zing menambahkan.
Zing kemudian menganggap PSSI dan sepak bola Indonesia hanya bisa berkhayal.
Memberikan target-target berat kepada para pelatih timnas tanpa sepenuhnya memahami kekuatan tim Garuda.