Cepat melesatnya Parma bukan hal yang mengherankan saat itu. Sebab, klub tersebut cukup mudah menarik minat pemain bintang.
Pada pertengahan dekade 90-an, Parma diperkuat nama-nama besar, dari mulai Hernan Crespo, Enrico Chiesa, Juan Veron, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, hingga Gianluigi Buffon.
Kuatnya finansial Parma dalam mendatangkan pemain tak lepas dari sokongan Parmalat, perusahaan susu dan makanan yang mulai menjadi pemilik klub tersebut sejak 1991.
Namun, kejayaan Parma hanya berlangsung singkat.
Tahun 2003 adalah titik awal kehancuran mereka.
Pada tahun tersebut, Parmalat mulai mengalami kesulitan finansial sampai akhirnya bangkrut.
Pada saat yang sama, Parma untuk pertama kalinya finis di luar enam besar klasemen akhir Serie A.
Setelah beberapa kali berganti nama dan didepak ke Serie D, Parma akhirnya kembali berlaga pada musim 2018-2019.
Namun, hingga kini Parma belum berhasil kembali ke jajaran tim elite Serie A. (Alsadad Rudi/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bangkrutnya Ceres Negros, Bukti Klub Sepak Bola Tak Boleh Bergantung pada Uang Pemilik"