Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjuangan Andritany Ardhiyasa untuk menjadi penjaga gawang nomor satu di Persija Jakarta dan Timnas Indonesia tidak mudah.
Andritany harus melewati serangkaian proses panjang untuk bisa menjadi andalan bermain di tim utama.
Perjalanan Andritay dimulai dari memperkuat tim Sriwijaya FC pada musim kompetisi 2009-2010.
Baca: Punya Banyak Bintang, Persija Jakarta Merugi Karena Liga 1 2020 Dihentikan
Baca: Kiper Persija Saat Bersepeda Bertemu Staf Pelatih Hingga Tempuh Jarak Puluhan Kilometer
Di skuat Laskar Wong Kito, penjaga gawang yang akrab disapa bagol itu tidak langsung menjadi pilihan utama.
Andritany harus menjadi pelapis penjaga gawang Ferry Rotinsulu dan Dede Sulaeman di Sriwijaya FC.
Selama dua musim berada di Sriwijaya FC, Andritany hanya mendapatkan sekali kesempatan bermain di tim utama.
Kesempatan itu didapatkan Andritany pada saat berhadapan dengan Persik Kediri pada bulan Februari 2010.
Setelah tidak mendapatkan banyak kepercayaan bermain, penjaga gawang berusia 28 tahun itu memutuskan membela tim asal tanah kelahirannya Persija Jakarta.
Saat bergabung dengan Persija, Andritany tidak langsung mendapatkan kesempatan bermain di tim utama.
Pada tahun tersebut, Persija Jakarta memiliki dua penjaga gawang berkualitas yakni Hendro Kartiko dan Roni Tri Prasnanto.
Perjalanan Andritany di musim pertamanya sama sekali tidak diberikan kesempatan bermain di tim utama Macan Kemayoran.
Terlebih pada putaran kedua Liga Indonesia 2010-2011, manajemen Persija kembali memperkuat tim dengan mendatangkan penjaga gawang berpengalaman Jendri Pitoy.
Hal tersebut semakin memberatkan persaingan Andritany untuk kesempatan bermain di Persija Jakarta.
Di waktu bersamaan, Andritany harus keluar masuk menjalani proses seleksi dan pemusatan latihan di Timnas Indonesia U-23.
Situasi tersebut semakin menyulitkan Andritany untuk dipercaya bermain di tim utama Macan Kemayoran.
Barulah kepercayaan bermain mulai didapat pada satu musim berikutnya setelah Persija Jakarta ditinggal Hendro Kartiko dan Jendri Pitoy,
Andritany mulai dilirik oleh pelatih Persija Jakarta saat itu, Iwan Setiawan untuk bermain di tim utama.
Debut perdana penjaga gawang bernomor punggung 26 itu bersama Persija pada saat berhadapan dengan Persiram Raja Ampat di Stadion Surajaya, Lamongan, pada 11 Desember 2011.
Debut tersebut berbuah manis karena berhasil mencatatkan cleansheet dan membantu tim Macan Kemayoran meraih kemenangan.
“Tentunya momen itu saya tidak pernah saya lupakan saat menjalani debut bersama Persija. Saat itu bermain di Stadion Surajaya, Lamongan lawan Persiram, kita menang 6-0," kata Andritany Ardhiyasa.
Pada laga debutnya tersebut, Andritany masih ingat salah satu proses gol yang diciptakan oleh rekannya Ismed Sofyan ke gawang Persiram.
"Saya paling ingat momen saat Ismed mencetak gol lewat tendangan bebas dari sisi kiri lalu bolanya diarahkan ke kanan. Saya sendiri bangga waktu itu bisa menjalani debut dengan Persija,” tutupnya.
Setelah laga tersebut, Andritany mulai mendapatkan kepercayaan bermain di tim utama Macan Kemayoran.
Bahkan, pada musim-musim berikutnya Andritany langsung dipercaya memperkuat Timnas Indonesia U-23 dan senior.