TRIBUNNEWS.COM - Kabar buruk menimpa tim Paris Saint-Germain yang terancam tidak diperkuat Kylian Mbappe kala berhadapan dengan Atalanta pada babak perempat final Liga Champions 2019/2020.
Mbappe terlihat mengalami cedera kala membela timnya melawan Saint-Ettiene pada partai final Piala Perancis, Jumat (25/7/2020) malam waktu setempat.
Pemain Timnas Perancis tersebut harus keluar lapangan setelah mengalami cedera pergelangan kaki pada babak pertama.
Baca: Mantan Pelatih PSG Masuk Kandidat Pengganti Quique Setien di Barcelona
Pemain berusia 21 tahun itu terlihat langsung terkapar di tengah lapangan setelah mendapatkan tekel keras dari kapten Saint-Ettiene, Loic Perrin.
Pelanggaran keras tersebut akhirnya membuat wasit tak segan mengeluarkan kartu merah kepada Loic Perrin.
Setelah dilanggar oleh Loic Perrin, Mbappe terlihat mengerang kesakitan dan tidak melanjutkan pertandingan karena cedera yang ia alami.
Cederanya Mbappe tersebut menjadi kekhawatiran tersendiri bagi tim Paris Saint-Germain yang harus bertemu Atalanta di babak delapan besar Liga Champions musim ini.
Belum diketahui seberapa parah dan lama Mbappe bisa memulihkan cederanya tersebut.
Pertandingan antara Paris Saint-Germain kontra Atalanta sendiri rencananya akan dihelat pada 12 Agutus mendatang.
Hal itu membuat Mbappe harus berkejaran dengan waktu untuk menyembuhkan cederanya dalam kurun waktu tidak kurang dari 3 minggu saja.
Baca: Marcus Rashford Jadi Buruan Utama PSG, Calon Tandem Baru Neymar dan Mbappe
Tentu asumsi penikmat ajang kompetisi elite Benua Biru menyebut Atalanta vs PSG serupa dengan si semut melawan sang gajah.
Mengingat Ataanta memiliki skuat yang terbilang 'ampas' jika dibandingkan dengan deretan pemain bintang yang dimiliki oleh Les Parisiens (julukan PSG).
Namun stigma skuat mahal dan pemain bintang yang diimiliki oleh PSG tak akan mengubah gaya bermain maupun skema yang akan diterapkan oleh La Dea (Atalanta) nantinya.
Hal itu pernah diungkapkan langsung oleh Allenatore Atalanta, Gian Piero Gaseprini.
Pelatih asal Italia itu menyebutkan bahwa anak asuhnya tak akan mengubah apapun ketika bersua dengan Neymar dkk.
Termasuk kebiasaannya untuk urusan mencetak banyak gol.
Tak bis dipungkiri kembali, bahwa La Dea menjadi klub paling subur di Liga Italia dengan mengemas 96 gol.
Bahkan La Dea menjadi kesebelasan kedua di lima kompetisi top Eropa untuk masalah mebobol jala tim lawan.
Duvan Zapata cs menjadi tim kedua setelah Bayern Munchen yang menggelontorkan 100 gol di Bundesliga Jerman.
Tim besutan Gian Piero Gasperini bahkan unggul lebih baik ketimbang Manchester City yang mampu mengemas 91 gol di Liga Inggris Premier League.
Indikasi untuk mencetak banyak gol saat bersua dengan PSG diutarakan oleh Gasperinini.
Baca: Sassuolo vs Juventus - Cristiano Ronaldo Diambang Rekor Baru, Immobile dalam Ancaman
Baca: Idealisme Ralf Rangnick bisa Buat AC Milan Ukir Hasil Buruk: Revolusi yang Berujung Percuma
"Ketika kami akan berhadapan dengan klub sekaliber PSG, maka nda dapat memerika terlebih dahulu kekauatan dan kelemahan yang mereka miliki," tutur Gasperini, dikutip dari laan Football Italia.
"Namun yang menjadi catatan, tim ini tidak bisa mengubah gaya main ataupun skema yang akan digunakan."
Ia kemudian menyebut bahwa setiap laga yang dilakoni oleh Atalanta, belum pertan pertandingan usai dengan skor tanpa gol.
Hal itulah yang membuat Allenatore asal Italia itu optimis akan mampu cetak banyak gol ke gawang PSG.
"Yang saya yakini hingga saat ini, setiap pertandingan yang kami lakoni tidak pernah berkahir dengan skor tanpa gol. Jadi saya yakin kami akan mendapatkan hasil maupun gol yang banyak, tim ini harus mencetak gol," tambah Gasperini.
Disinggung mengenai mentalitas, Gasperini menyebut rentetan hasil positif yang dihasilkan oleh anak asuny dapat dijadikan sebagai modal utama.
"Kami sedang bersiap untuk meghadapi PSG. kami juga bersiap untuk setiap pertandingan di Liga Italia Serie A."
"Saya pikir pada pertandingan 12 Agustus nanti, mentalitas kami yang mampu memenangkan pertandingan akan kami bawa untuk menghadapi mereka (PSG)," tukas pelatih Atalanta mengakhiri.
(Tribunnews/Dwi Setiawan, Giri)