Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Suporter sejati dikenal sebagai suporter yang paling setia terhadap timnya meskipun kondisi tim dalam keadaan terpuruk.
Bicara soal loyalitas, tak perlu meragukan suporter sejati. Kalah menang adalah hal biasa, dan dukungan tetap diberikan kepada klub kebanggaan.
Itu pula lah yang diharapkan oleh pemain bertahan Persita Tangerang, Rio Ramandika untuk suporter Pendekar Cisadane.
Pasalnya, naik kasta ke Liga 1 Indonesia bukan berarti semakin memudahkan langkah Persita di kompetisi sepak bola. Level yang sudah tinggi disertai pula dengan lawan-lawan berat membuat setiap pemain butuh suporter sebagai pemain kedua belas.
"Liga 1 Indonesia berbeda dengan Liga 2 ya. Harapan saya, bila nanti ada keadaan terpuruk, semoga suporter tidak membuat pemain down (terpuruk). Boleh mengkritik, tapi jangan sampai mengatakan si "A" keluar, atau si "B" keluar. Itu membuat mental pemain berbeda," ucap pemain bernomor punggung 16 ini dalam sesi rindu pendekar yang dibawakan Yetta Angelina selaku media officer Persita belum lama ini.
Menurut Rio, saat ini kritikan lewat sosial media juga sangat berbahaya bila bersifat menghakimi.
Ia pun berharap agar kejadian seperti yang ia ucapkan tidak terjadi suatu saat nanti di Persita.
Rio lantas membandingkan masa dirinya memperkuat Persita era 2010 silam, dimana tidak ada suporter yang melakukan bullying (intimidasi) terhadap pemain meskipun kondisi tim terpuruk.
"Suporter zaman dulu tidak ada yang melakukan judge (menghakimi) pemain ya. Makanya bagi saya, bila ada suporter yang judge pemain saat ini, itu artinya suporter itu masih suporter baru," tambahnya.
Ada pun harapan Rio Ramandika terhadap timnya adalah Persita bertahan di Liga 1 Indonesia, tempat Persita yang selayaknya berkompetisi.