Sementara itu pelatih Arsenal, Mikel Arteta menyambut laga final ini dengan penuh semangat dan menganggapnya spesial.
"Kami sangat bersemangat, ini adalah hari yang istimewa, di negara ini dan di kompetisi ini. Kami adalah klub yang sangat terkait dengan itu dengan berapa kali kami memenangkannya, jadi kami ingin melakukannya lagi."
"Bagi saya, juga, ini sangat spesial sehingga saat ini adalah musim pertama saya yang bertanggung jawab di final bersama tim dan para pemain sangat bersemangat dan menantikan pertandingan besok," ujar Mikel Arteta dikutip dari laman Arsenal.
Mikel Arteta pun juga tidak memperdulikan calon lawannya Chelsea yang saat ini difavoritkan untuk menjadi pemenangan Piala FA.
Ia memilih fokus pada timnya sendiri agar dapat membungkam yang meremehkan timnya.
"Saya tidak tahu, ini final. Satu-satunya tujuan, satu-satunya fokus, dan semua energi kita adalah untuk memenangkan trofi itu, tidak masalah dari mana kita memulai."
"Dua klub besar bermain satu sama lain, Chelsea berada dalam momen yang sangat baik, mereka telah kembali sejauh musim ini di mana mereka berada - mereka memainkan level yang sangat bagus. Kita akan melakukannya," tutupnya.
Head to Head Tim
Chelsea sendiri baru menang sekali dari 13 pertandingan terakhir Piala FA ketika melawan Arsenal.
Hal itu terjadi ketika Chelsea menjungkalkan armada Meriam London pada laga semifinal Piala FA tahun 2009.
Gol Florent Malouda dan Didier Drogba kala itu mampu mempecundangi Arsenal yang masih diarsiteki oleh Arsene Wenger.
Sedangkan Arsenal memiliki catatan manis ketika mengalahkan Chelsea pada dua partai final yakni tahun 2002 dan 2017.
Pada tahun 2002, Roy Parlour menjadi tokoh penting Arsenal ketika menumbangkan Chelsea di partai final pada musim tersebut.
Sementara, Aaaron Ramsey mampu menjadi pahlawan kemenangan Arsenal kala mengalahkan Chelsea di final FA tahun 2017.