Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Liga 3 Indonesia direncanakan dimulai November mendatang. Liga yang dijuluki liga amatir ini memang dipertandingkan terlebih dulu di wilayah provinsi masing-masing, sebelum ke tingkat regional dan nasional.
Namun, bayang-bayang Covid-19 dan ruwetnya perundingan Liga 1 dan Liga 2 menghampiri peserta Liga 3. Masih diambang ketidakpastian, namun menggulirkan Liga 3 ternyata mendapat masukan positif dari pengamat sepak bola yang bernama Whesley Hutagalung.
Menurut Whesley, menjalankan Liga 3 lebih memungkinkan dibandingkan Liga 1 Indonesia karena termasuk kompetisi kecil-kecilan.
"Biaya yang dikeluarkan di Liga 3 itu tidak sebesar biaya yang dikeluarkan di Liga 1 terutama untuk gaji pemain. Selain itu, kompetisi juga bisa diubah sesuai dengan wilayah masing-masing," buka Whesley, Selasa (15/9/2020).
Whesley menambahkan Liga 3 lebih fleksibel dijalankan dengan menggandeng usaha-usaha, atau sponsor lokal.
Selain tetap taat pada pelaksanaan protokol kesehatan, ada satu catatan yang diberikan oleh Whesley jika Liga 3 dijalankan.
"Ambisi pengelola harus diubah. Kacamata yang digunakan saat ini bukanlah kacamata normal. Sekarang pengelola harus melihat bagaimana menggelar kompetisi untuk kemampuan pemain, untuk mengerjakan aktivitas. Situasi saat ini kan tidak normal, semua bisa duduk bersama untuk mencari yang terbaik dari yang terburuk," tambah Whesley.
Menurutnya, sistem kompetisi dapat dirumuskan sebaik mungkin jika semua pemangku kepentingan melihat setuasi saat ini dalam kacamata yang tidak normal