TRIBUNNEWS.COM - Kabar bergabungnya Thiago Alcantara ke Liverpool tentu menjadi kabar baik bagi tim asuhan Jurgen Klopp tersebut.
Menjadi andalan di Bayern Munchen selama beberapa musim, mantan pemain Barcelona ini bak puzzle yang dibutuhkan Liverpool untuk mengarungi kompetisi Liga Inggris 2020/2021.
Tidak akan ada perubahan signifikan dari permainan Liverpool dengan bergabungnya Thiago Alcantara, tetapi tugas Klopp untuk meramu skema terbaik tentu merupakan tantangan tersendiri.
Baca: Prediksi Line-up Spurs jika Gareth Bale Pulang, Trisula Lini Depan Setajam Milik Liverpool
Baca: Jawaban Jurgen Klopp Saat Ditanya Masa Depannya Setelah Melatih Liverpool
Baca: Menebak Formasi Jurgen Klopp Seandainya Thiago Alcantara Gabung Liverpool, Tersisihnya Wijnaldum
Berusia 29 tahun, tentu merupakan puncak dari permainan dari Thiago Alcantara dan tentu saja sangat menguntungkan Liverpool.
Musim lalu di Bayern Munchen, perannya tak tergantikan, berposisi sebagai nomer 6 dalam skema 4-2-3-1, ia menjadi pengatur permainan ditemani Joshua Kimmich yang lebih bertahan.
Keunggulan Thiago membaca permainan dan juga mengakomodasi serangan sangat dibutuhkan Liverpool, sejatinya The Reds musim ini bergantung banyak dengan Naby Keita yang sayangnya gagal menunjukkan konsistensi permainan.
Sebagai gantinya, Klopp menempatkan Alex Oxlade-Chamberlain untuk menambah daya dobrak dari permainan The Reds, tetapi cidera dan statisnya permainan Chamberlain membuat Klopp tidak bisa memainkannya tiap saat.
Ini yang dibutuhkan oleh Liverpool, sebagai pemain dengan kemampuan mengolah bola dan melakukan akslerasi tentu sangat menguntungkan, ditambah permainan Klopp yang menekan pemain lawan dan mencuri bola.
Catatan Thiago Alcantara musim lalu cukup impresif, ia mengemas 2,4 drible sukses per 90 menit di semua kompetisi, masih lekat dalam ingatan bagaimana Barcelona nyaris tidak berkutik tiap kali Thiago Alcantara memegang bola di tengah lapangan.
Baca: Jelang Chelsea vs Liverpool di Liga Inggris, Timo Werner Jelaskan Alasannya Urung Gabung The Reds
Kala itu pemain Barcelona nyaris kehabisan akal untuk menghetikan pergerakan pemain berpaspor Spanyol tersebut, memainkan Sergi Roberto di lini tengah, menjadi boomerang, karena mempermudah Thiago dalam melakukan akselerasi.
Visi bermain yang luas sangat membantu Bayern Munchen musim lalu, caranya membagi bola memudahkan pemain seperti Gnarby atau Coman dalam melakukan tusukan, sekaligus membuat Thomas Muller “menghilang” dari radar pemain lawan.
Kemampuan bertahan sang pemain pun apik, musim lalu, ia membuat rata-rata 2,6 kali intersep dan 3 tackle per 90 menit di semua ajang, juga memenangkan 70 persen perebutan bola.
Sosoknya mungkin tidak terlalu tinggi, tetapi, kecepatannya dalam mengambil keputusan dan juga kemampuannya membaca permainannya membuatnya unggul dalam perebutan bola.
Ini akan menjadi nilai tambah bagi lini tengah Liverpool, pasalnya musim lalu, mereka kesulitan dalam membendung serangan balik cepat yang dilakukan tim lawan.