Laporan Reporter Wartakotalive.com, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada perbedaan antara Timnas Indonesia saat ini dengan timnas di era tahun 2000-an.
Banyak hal berubah di timnas Indonesia, terutama tentang komposisi pemain.
Aris Indarto, eks-pemain Timnas Indonesia dan yang pernah menjadi bek tengah Persija pun memberikan pandangannya.
Baca: Shin Tae-yong Dianggap Terapkan Simple Football Ketimbang Luis Milla di Timnas Indonesia
"Saat ini pemain timnas tidak banyak yang awet ya. Beda dengan era kami dulu. Sekarang banyak pemain dari timnas U-19, yang tidak terpanggil lagi di timnas U-23, bahkan untuk senior pun akan berbeda. Artinya banyak pemain yang tidak mampu mempertahankan performanya sehingga tak terpanggil lagi membela timnas," buka pemain yang memutuskan pensiun di tahun 2012 ini kepada Warta Kota, belum lama ini.
Tak hanya itu, untuk masuk ke timnas pun dianggap oleh Aris lebih ketat di masa dulu.
Bagaimana tidak, pemain yang terpanggil seleksi adalah pemain yang rata-rata beprestasi dan punya konsistensi permainan sejak usia U-19 hingga ke senior.
Baca: Timnas U-19 Ditekuk Bosnia: Shin Tae-yong Lihat Ada yang Beda, Kiper Persib Beri Pengakuan Ini
"Kala itu, memang prestasilah yang dikejar seluruh pemain ya, sehingga untuk masuk timnas memang saingannya begitu ketat," paparnya.
Aris pun berharap pada generasi sepak bola muda saat ini, agar bisa mempertahankan performanya sehingga awet saat membela timnas ke depannya.
Gaya Permainan Shin Tae-yong Lebih Simple Ketimbang Luis Milla
Mantan pelatih fisik Persebaya Surabaya, Rudy Eka Priyambada, menilai bahwa Shin Tae-yong menciptakan era permainan yang lebih sederhana di timnas Indonesia ketimbang Luis Milla.
Timnas Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin baik sejak pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, datang pada akhir 2019 lalu.
Baca: Hasil Timnas U-19 Indonesia Vs Bosnia-Herzegovina: Ada Gol Bunuh Diri, Garuda Tertinggal Babak I
Setidaknya hal itulah yang dilihat oleh mantan pelatih fisik Persebaya Surabaya, Rudy Eka Priyambada.
Penilaian itu didapatkan Rudy usai mengamati perkembangan timnas U-19 Indonesia saat mengikuti pemusatan latihan di Kroasia.
Baca Juga: Timnas U-19 Indonesia Vs Bosnia Herzegovina - Shin Tae-yong Isyaratkan Rotasi, Debut 6 Pemain?
Menurut Rudy, Shin Tae-yong memberikan corak baru pada skema timnas yang sebelumnya identik dengan gaya permainan Luis Milla.
Seperti diketahui, timnas Indonesia didikan Luis Milla digadang-gadang sebagai era timnas Indonesia dengan bentuk permainan terbaik.
Saat mengikuti Asian Games 2018, timnas U-23 Indonesia mengandalkan gaya permainan khas Spanyol dengan menampilkan umpan-umpan pendek dan penguasaan bola yang kuat.
Namun, di era Shin Tae-yong, Rudy sama sekali tidak melihat adanya jejak tersebut.
Baca Juga: Danilo Petrucci Sebut Francesco Bagnaia Pasang Standar untuk Ducati
Permainan timnas Indonesia era Shin Tae-yong dinilai lebih sederhana tapi juga lebih efektif dan cocok dengan kemampuan para pemain tim Garuda.
Secara tidak langsung, gaya permainan yang diperkenalkan Shin Tae-yong mengingatkan Rudy pada lawan-lawan Indonesia saat mengikuti Asian Games 2018, terutama yang lolos ke semi final.
“Dari analisis saya kemarin di Asian Games, saya lihat tim-tim yang lolos ke fase selanjutnya adalah tim-tim yang kuat di kematangan mental, fisik dan taktik,” kata Rudy dilansir Bolasport.com dari Kompas.com.
Rudy sendiri berpandangan bahwa permainan yang lebih sederhana tidak serta-merta menjadi sebuah kemunduran bagi timnas Indonesia.
Nyatanya, penampilan Bagas Kaffa dkk semakin membaik dalam lima laga uji coba yang digelar di Kroasia.
Baca Juga: Luis Suarez Akui dari Awal Sudah Diperingatkan Hati-hati dengan Lionel Messi
Oleh sebab itu, mantan pelatih Tira Persikabo itu sangat menikmati transisi di timnas Indonesia dari gaya cantik khas Spanyol ke gaya bermain disiplin tinggi ala Korea Selatan.
“Jadi nampaknya kita di Indonesia baru masa transisi dari suguhan pertandingan possession yang diberikan Luis Milla."
“Sekarang simple football. Jadi pemerhati lama mengerti, karena sepak bola selalu berubah dan berkembang,” katanya.